Jubir Kemlu Mao Ning: China Dukung Upaya Penyelesaian Konflik Ukraina yang diinisiasi Trump

ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah China menyebut, mendukung upaya-upaya penyelesaian konflik Ukraina melalui dialog dan negosiasi, termasuk tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang melakukan pertemuan terpisah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy maupun pemimpin Eropa.

"China yakin bahwa dialog dan negosiasi merupakan satu-satunya jalan keluar yang layak dari krisis Ukraina, dan mendukung semua upaya yang kondusif bagi perdamaian," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa, 19 Agustus 2025.

Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat, 15 Agustus 2025 di Alaska untuk membicarakan penyelesaian konflik Ukraina. Trump kemudian juga bertemu dan menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan para pemimpin Eropa di Gedung Putih pada Senin, 18 Agustus 2025 untuk mendiskusikan langkah-langkah diplomatik untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

Hasilnya, Zelenskyy mengatakan ia siap melakukan pertemuan bilateral dengan Putin untuk membahas perdamaian.

"China tidak menciptakan krisis Ukraina, dan China juga bukan pihak di dalamnya. Meski demikian, China sejak awal telah memegang posisi yang objektif dan adil serta mendorong perundingan perdamaian," tambah Mao Ning.

Presiden Xi Jinping, ungkap Mao Ning, mengemukakan empat prinsip yaitu, kedaulatan dan integritas wilayah semua negara harus dihormati; tujuan dan prinsip Piagam PBB harus dipatuhi; masalah keamanan semua negara harus ditanggapi dengan serius; dan segala upaya yang kondusif untuk penyelesaian krisis secara damai harus didukung.

Mao Ning menjelaskan, prinsip-prinsip tersebut semakin relevan mengingat perkembangan situasi terkini, terlebih China telah menerbitkan kertas posisi soal masalah Ukraina, mengirimkan perwakilan khusus untuk beberapa putaran diplomasi ulang alik, dan meluncurkan Kelompok Sahabat untuk Perdamaian (Grup of Friends for Peace) mengenai krisis Ukraina di PBB untuk berbicara secara adil dan objektif serta mendorong perundingan perdamaian.

"China siap, mengingat keinginan pihak-pihak terkait dan bersama dengan komunitas internasional lainnya, untuk terus memainkan peran konstruktif bagi penyelesaian politik krisis ini," ungkap Mao Ning.

Namun Mao Ning enggan menjawab kemungkinan Presiden China Xi Jinping juga berbicara dengan Putin dalam waktu dekat.

Seusai bertemu dengan Trump, Zelenskyy mengatakan ada jaminan keamanan bagi negaranya akan diformalkan dalam tujuh hingga 10 hari, yang mencakup paket senjata AS senilai 90 miliar dolar AS (sekitar Rp1.463 triliun).

Presiden Ukraina itu juga menekankan bahwa paket senjata itu terutama berisi pesawat, sistem pertahanan udara, dan lain-lain. Masalah teritorial, kata dia, akan masuk dalam agenda pembicaraan langsung dengan Putin.

Zelenskyy mengatakan sempat membahas hal itu dengan Presiden AS Donald Trump dan timnya menggunakan peta untuk pertama kalinya "tanpa membaca dari kertas catatan."

Hasil pembicaraan antara Trump, Zelenskyy dan para pemimpin Eropa itu sendiri sudah disampaikan Trump kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Hal itu disebut Trump dalam unggahan di platform media sosialnya, Truth Social.

"Setelah pertemuan, saya menghubungi Presiden Putin, dan memulai pengaturan pertemuan, di lokasi yang akan ditentukan, antara Presiden Putin dan Presiden Zelenskyy. Setelah pertemuan itu, kami akan mengadakan Trilat, yang akan dihadiri oleh kedua Presiden, ditambah saya sendiri," tulisnya.

"Sekali lagi, ini adalah langkah awal yang sangat baik untuk perang yang telah berlangsung selama hampir empat tahun," tambahnya.

Para pemimpin yang berpartisipasi dalam pembicaraan di Gedung Putih pada Senin (18/8) adalah Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Presiden Finlandia Alexander Stubb dan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte.

Dalam pernyataan bersama, para pemimpin Eropa mengatakan mereka "siap bekerja sama dengan Presiden AS Trump dan Presiden Ukraina Zelenskyy menuju pertemuan puncak trilateral dengan dukungan Eropa" tetapi menekankan bahwa "Ukraina akan bertanggung jawab untuk membuat keputusan terkait wilayahnya. Batas-batas internasional tidak boleh diubah dengan paksa."***