DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Ekonomi Rakyat Prabowo Subianto, Kontrak Sosial Baru

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Negara hadir dalam protein yang menguatkan langkahnya. Ia hadir dalam gizi yang menyuburkan pikirannya, dan dalam senyum lebar yang setiap sore menyambutnya di ambang pintu.

Negara tidak lagi seperti awan di langit—jauh, samar, hanya sesekali terlihat. Kini ia datang seperti tetangga yang baik hati, mengetuk pintu dengan tangan penuh berkat, dan berkata: “Kita berjalan bersama.” (1)

Tentu sebagai program baru, tak semua kisah Makan Bergizi Gratis  sukses. Banyak kasus uji coba yang gagal. Tapi itu kegagalan di tahap eksekusi. Konsep besar program ini berhasil.

-000-

Abad ke-17 dan ke-18 melahirkan tiga tokoh yang mendefinisikan ulang hubungan rakyat dan negara: Hobbes, Locke, dan Rousseau.

Hobbes melihat negara sebagai Leviathan yang menjaga dari kekacauan. Locke menggarisbawahi hak hidup, kebebasan, dan kepemilikan.

Rousseau menekankan kehendak umum, di mana keputusan terbaik adalah yang menguntungkan semua.

Indonesia mengartikulasikan kontrak sosialnya sendiri: Pancasila, UUD 1945, dan gotong royong.

Janji itu bukan hanya tertulis di dokumen, tetapi selayaknya terpatri di hati pemimpin: negara akan hadir dalam suka dan duka rakyatnya, melindungi yang lemah, mengangkat yang tertinggal.

Namun, sejarah kita menunjukkan, janji ini kadang tinggal janji. Ada masa-masa negara terasa jauh, lebih sibuk pada elitnya ketimbang rakyatnya.

Halaman:

Berita Terkait