Mantan Menlu Hassan Wirajuda: Tiga Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Mengisi Posisi Dubes
- Penulis : Mila Karmila
- Jumat, 04 Juli 2025 02:55 WIB

"Pos sepenting Washington DC mutasinya juga sangat cepat, dubes di sana bertugas sebentar saja, ada yang 6 bulan, 1 tahun sudah ditarik pulang, mungkin AS berpikir Indonesia menganggap apa AS? Karena beda dengan pos di negara lain, dubes di Washington tidak hanya berhubungan dengan pemerintah tapi juga dengan kongres, ratusan 'think-tank', universitas dan masyarakatnya yang kritis," jelas Hassan.
Hassan juga menilai posisi dubes di Washington DC harus diisi oleh orang yang cakap dalam diplomasi, dan bukan hanya untuk pertimbangan politis.
"Termasuk sekarang menghadapi persoalan mengenai tarif, tidak punya yang mampu menjadi yang terdepan. Memang ada delegasi dari Jakarta, dipimpin oleh menteri koordinator, tapi siapa yang mempersiapkan pertemuan dan menindaklanjuti hasil pembicaraan? Tidak ada karena kekosongan duta besar," ungkap Hassan.
Baca Juga: Seskab Teddy Indra Wijaya Terima Kunjungan Dubes Federasi Rusia Sergei G. Tolchenov
Khusus untuk posisi Dubes AS telah kosong lama, yakni sejak 2023 setelah Rosan Roeslani meninggalkan posisi tersebut. Rosan saat ini menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi, sekaligus juga Kepala Badan Pelaksana BPI Danantara.
Sementara posisi dubes RI untuk Jerman juga belum terisi sejak Oktober 2024 karena Arif Havas Oegroseno yang sebelumnya memegang jabatan tersebut menjadi Wakil Menteri Luar Negeri.
Menlu Sugiono mengakui ada kesalahan yang membuat dubes RI untuk beberapa negara kosong seperti yang ia sampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR.
Baca Juga: Dubes Iran Mohammad Boroujerdi: Serangan Zionis Israel Ancaman Serius Bagi Keamanan Internasional
Sugiono berjanji pemerintah segera memberikan usulan nama dalam dua hari ke DPR.***