DECEMBER 9, 2022
Internasional

Penduduk Okinawa Keluhkan Penanganan Pemerintah Jepang tentang Keberadaan Militer AS

image
Pangkalan militer AS di Okinawa, Jepang (Foto: VOA)

ORBITINDONESIA.COM - Penduduk lokal Okinawa di Jepang telah menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap penanganan pemerintah dalam isu-isu yang berkaitan dengan militer Amerika Serikat (AS), meski Perdana Menteri (PM) Shigeru Ishiba telah berjanji akan mengurangi beban yang ditimbulkan oleh tingginya konsentrasi pangkalan militer AS. 

Dalam sebuah upacara yang diselenggarakan pada Senin, 23 Juni 2025 untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Pertempuran Okinawa, PM Ishiba menyampaikan komitmennya untuk mengurangi beban yang ditanggung oleh penduduk Okinawa akibat tingginya konsentrasi pangkalan militer AS.

Gubernur Okinawa Denny Tamaki dalam pidatonya pada upacara tersebut, menyoroti tekanan yang terus dirasakan akibat keberadaan pangkalan militer AS yang tidak proporsional, banyaknya insiden dan kecelakaan yang melibatkan personel militer AS, isu-isu lingkungan, serta kontroversi seputar pembangunan pangkalan baru di Henoko.

Baca Juga: Timnas Indonesia Kalah 0-6, Patrick Kluivert: Jepang Terlalu Besar Bagi Kami

Pada malam sebelum upacara, beberapa penduduk menggelar aksi unjuk rasa di taman peringatan, termasuk aksi mogok makan, yang menentang penggunaan tanah dari bagian selatan Okinawa oleh pemerintah dalam proyek reklamasi lahan untuk pembangunan pangkalan militer AS yang baru di Henoko.

Penduduk Okinawa, Takamatsu Gushiken mengatakan, "Selama 80 tahun, militer AS telah ditempatkan di sini dan menimbulkan penderitaan besar bagi kami. Saya tidak ingin generasi mendatang mewarisi situasi ini. Setidaknya di generasi kami, kita perlu mengakhiri keberadaan militer AS dari Okinawa."

Okinawa menampung sekitar 70 persen dari total luas area yang ditempati oleh pangkalan militer AS di Jepang.

Baca Juga: PSIM Yogyakarta Perpanjang Kontrak Pemain Asal Jepang Yusaku Yamadera

Menurut pemerintah Prefektur Okinawa, dari tahun 1972 hingga 2023, tercatat ada sekitar 6.200 kasus kriminal yang melibatkan personel militer AS dan anggota keluarga mereka, termasuk kejahatan serius seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan perampokan.

Pertempuran Okinawa berlangsung hampir tiga bulan pada 1945, merenggut nyawa sekitar seperempat dari jumlah penduduk prefektur tersebut pada saat itu.***

Sumber: Xinhua

Berita Terkait