DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

IMD: Penurunan Daya Saing Indonesa ke Posisi 40 Secara Global adalah Imbas Perang Tarif

image
Pekerja menyelesaikan produksi pakaian di kawasan Sentra Industri Rajut Binong Jati, Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 14 Juni 2025. . ANTARA FOTO/Novrian Arbi/YU.

ORBITINDONESIA.COM - Institut Internasional untuk Pengembangan Manajemen (IMD) menyatakan, daya saing Indonesia yang turun 13 peringkat ke posisi 40 secara global dalam riset World Competitiveness Ranking (WCR) 2025, dikarenakan dampak dari perang tarif yang terjadi.

"Pasca pandemi, Indonesia merupakan salah satu negara dengan performa daya saing terbaik dalam peringkat WCR yang naik 11 peringkat. Kenaikan peringkat daya saing ini didongkrak dari nilai ekspor migas dan komoditi. Namun, saat ini peringkat daya saing Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara anjlok imbas dari perang tarif yang ditujukan ke kawasan ini,” kata Direktur World Competitive Center (WCC) IMD Arturo Bris dalam pernyataan di Jakarta, Rabu, 25 Juni 2025.

Dalam tiga tahun terakhir Indonesia berhasil terus memperbaiki posisi dari peringkat 44 di 2022, naik ke peringkat 34 di 2023, hingga akhirnya ada posisi 27 pada 2024.

Baca Juga: Survei: Peringkat Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia Nomor Tiga di ASEAN

Dijelaskan Arturo, riset WCR 2025, mengukur tingkat daya saing 69 negara dunia menggunakan data keras dan hasil survei.

WCC memperhitungkan 262 informasi berupa 170 data eksternal dan 92 respons survei terhadap 6.162 responden eksekutif di tiap negara.

Berdasarkan survei, 66,1 persen eksekutif Indonesia menganggap kurangnya peluang ekonomi menjadi pendorong polarisasi. Artinya, masalah ekonomi mendasar seperti infrastruktur yang tidak memadai, lembaga yang lemah, dan keterbatasan talenta SDM mesti mendapat porsi perhatian yang besar.

Baca Juga: Pelatihan dan Sertifikasi Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Untuk mengatasi hal ini, Lembaga Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang menjadi mitra WCC dalam penelitian ini menyarankan perlunya mengembangkan tenaga kerja produktif yang mampu meningkatkan daya saing ekonomi.

Indonesia juga perlu melakukan integrasi strategi dari hulu ke hilir. Sebab, kebijakan pemerintah menjadi pendukung daya saing jangka panjang.

“Oleh karena itu, efisiensi pemerintah jangan menjadi cita-cita ideal semata, tetapi harus dipraktikkan agar bisa membangun ketahanan ekonomi dan daya tarik investasi di tahun-tahun mendatang,” kata Bris.

Baca Juga: Kemenhub, Antoni Arif Priadi: Pelabuhan Dibuat Berdaya Saing dan Terintegrasi Lewat Layanan Inaportnet

Disampaikan dia, untuk urusan performa ekonomi, investasi internasional ke Indonesia perlu ditingkatkan, karena turun dari peringkat 36 ke 42.

Halaman:

Berita Terkait