DECEMBER 9, 2022
Internasional

Guru Besar UI Arie Afriansyah: Kode Perilaku di Laut China Selatan Masih Belum Disepakati

image
Guru Besar Hukum Laut Internasional Universitas Indonesia (UI) Prof. Arie Afriansyah (kanan) dan Laksamana Muda TNI (Purn) Surya Wiranto berbicara dalam diskusi "Southeast Asia Unfinished Maritime Agenda" yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, 24 Juni 2025. (ANTARA/Cindy Frishanti)

ORBITINDONESIA.COM - Guru Besar Hukum Laut Internasional Universitas Indonesia (UI) Arie Afriansyah menyayangkan bahwa kode perilaku (Code of Conduct/CoC) di Laut China Selatan masih belum disepakati hingga sekarang.

Dalam diskusi publik “Southeast Asia Unfinished Maritime Agenda” di Jakarta pada Selasa, 24 Juni 2025, Arie Afriansyah menilai bahwa hambatan dari perjanjian tersebut adalah ruang lingkup penerapannya.

“Area mana yang akan disepakati untuk menerapkan kode etik ini? Ketika kita berbicara tentang Laut China Selatan, area mana? Apakah termasuk ZEE masing-masing negara? Atau termasuk negara teritorial?” kata Arie Afriansyah.

Baca Juga: China Peringatkan AS Agar Tidak Manfaatkan Filipina untuk Picu Masalah di Laut China Selatan

Selama masih belum ditentukan ruang lingkup penerapan dari CoC, kata dia, CoC akan sulit untuk disepakati.

Pada kesempatan yang sama, Laksamana Muda TNI (Purn) Surya Wiranto berpendapat bahwa tidak ada momentum politik dan rasa saling percaya yang cukup untuk mendorong proses negosiasi CoC.

“Integrasi perilaku para pihak yang tidak mengikat saat ini belum sepenuhnya dilaksanakan, dan masih ada keraguan tentang apakah CoC di masa mendatang akan dihormati dan ditegakkan,” kata Surya, yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Institute for Maritime Studies (IIMS).

Baca Juga: China Desak Negara-Negara Terkait untuk Berhenti Timbulkan Masalah di Laut China Selatan

Klaim tumpang tindih dan klaim kedaulatan yang saling bertentangan di Laut China Selatan menambah kesulitan untuk menyepakati penerapan dan penegakan CoC terutama bagi negara-negara anggota ASEAN yang berkonflik di Laut China Selatan, kata Surya.

Pada April lalu, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan China “berkomitmen secara politik” untuk menyelesaikan CoC di Laut China Selatan pada 2026, menurut Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo.

Manalo mengatakan bahwa “semua orang telah sepakat” bahwa mereka “ingin memiliki kode tersebut pada 2026.”

Baca Juga: Menhan Vietnam, Phan Van Giang: Panduan Perilaku Laut China Selatan Siap Diadopsi Awal 2026

“Kami semua berkomitmen secara politik untuk mencapainya, memiliki kode tersebut pada tahun depan. Namun, kita lihat saja nanti. Kami akan berusaha sebaik mungkin,” kata dia.

Halaman:

Berita Terkait