DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Maskapai Penerbangan Australia Qantas akan Tutup Layanan Penerbangan Murah Intra-Asia

image
Ilustrasi - Pesawat Qantas, Australia (Foto: Istimewa)

ORBITINDONESIA.COM -- Maskapai penerbangan Australia, Qantas, pada Rabu, 11 Juni 2025 mengumumkan rencana untuk menutup anak perusahaannya yang beroperasi di Asia, Jetstar Asia, dengan alasan meningkatnya biaya dan persaingan yang semakin ketat di kawasan tersebut.

Qantas Group mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Australian Securities Exchange (ASX) bahwa maskapai penerbangan murah yang berbasis di Singapura ini akan ditutup per akhir Juli, menghilangkan sekitar 500 pekerjaan di kawasan tersebut.

Perusahaan Qantas itu mengatakanm akibat biaya pemasok yang meningkat, biaya bandara yang tinggi, dan persaingan yang semakin ketat di kawasan tersebut, Jetstar Asia diperkirakan akan mencatat kerugian pokok (underlying loss) sebesar 35 juta dolar Australia (1 dolar AS = Rp10.581), untuk tahun anggaran 2024-2025.

Baca Juga: Pakistan Buka Kembali Wilayah Udara untuk Semua Operasi Penerbangan

CEO Qantas Group Vanessa Hudson mengatakan bahwa Jetstar Asia telah menjadi "kekuatan pionir" dalam penerbangan Asia selama lebih dari 20 tahun, menjadikan perjalanan udara aksesibel bagi jutaan pelanggan.

"Terlepas dari upaya terbaik mereka, kami telah melihat beberapa biaya pemasok Jetstar Asia meningkat hingga 200 persen, yang dari segi material telah mengubah basis biayanya," katanya.

Penutupan ini hanya akan berdampak terhadap rute intra-Asia dari Singapura. Jetstar Airways akan tetap terbang dari Australia ke berbagai destinasi di Asia.

Baca Juga: Rute Penerbangan Baru antara Jakarta dan Haikou di China Resmi Diluncurkan

Hudson mengatakan bahwa 13 pesawat A320 Jetstar Asia yang sudah mencapai pertengahan masa pemakaiannya akan dipindahkan secara bertahap ke Australia dan Selandia Baru, menciptakan 100 lapangan kerja lokal dan mendukung pembaruan armada utama perusahaan yang masih beroperasi.

Jetstar Asia akan terus mengelola penerbangan dengan jadwal yang akan dikurangi secara bertahap selama tujuh pekan ke depan sebelum benar-benar ditutup pada 31 Juli.

Qantas Group mengatakan bahwa pelanggan yang sudah memesan tiket untuk penerbangan yang dibatalkan akan mendapatkan pengembalian dana secara penuh dan perusahaan akan membantu mencarikan alternatif penerbangan.***

Sumber: Xinhua

Berita Terkait