Estiqomah: Guru Model Berbagi Pengalaman

Oleh Estiqomah, S.Pd.

ORBITINDONESIA.COM - Menjadi guru model dalam kegiatan Pembelajaran Mendalam adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Tak pernah terbayang sebelumnya bahwa saya akan terpilih mewakili rumpun IPS.

Saat pertama kali mendapatkan amanah itu, jujur saya merasa gugup, cemas, sekaligus takut—takut tidak mampu memenuhi harapan para fasilitator maupun rekan sejawat.

Sebelum memasuki kelas, saya sempat bertanya pada diri sendiri: Mampukah saya memfasilitasi pembelajaran yang benar-benar berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan?

Namun, kecemasan itu perlahan mencair ketika saya melihat antusiasme murid: mereka mencoba memahami materi, saling bertanya, berdiskusi, mempresentasikan hasil kerja, hingga melakukan wawancara.

Beberapa momen terasa sangat berkesan, terutama ketika pembelajaran berlangsung di luar kelas dalam suasana yang berbeda dari biasanya. Pada OJT 2, kami belajar di halaman sekolah, di bawah pohon rindang—“pembelajaran IPS ala-ala LCC,” kata kami saat itu.

Sebuah kelompok yang biasanya pendiam akhirnya berani menyampaikan ide dan jawaban terbaiknya. Suara murid yang riuh dan penuh semangat memecah angin sore. Saya melihat mereka begitu menikmati pembelajaran hari itu.

Momen lain yang melekat di hati terjadi pada sesi refleksi. Salah satu murid menuliskan di sticky note: “Bu, besok-besok kita belajar seperti ini lagi ya!” Sebuah ajakan sederhana yang membuat saya tersenyum panjang sebagai seorang guru.

Pada OJT 3, ketika menerapkan metode wawancara, murid sangat bersemangat bereksplorasi membuat daftar pertanyaan dan merekam video. Mereka bertemu langsung dengan para penjual di kantin sekolah untuk mengamati proses produksi, distribusi, dan konsumsi—kebetulan materi saat itu membahas aktivitas ekonomi di lingkungan sekitar.

Ketika tiba sesi presentasi, satu kelompok memberikan pantun pembuka dan penutup. Hal kecil yang tak terduga itu membuat hati saya hangat; saya merasa, inilah inti Pembelajaran Mendalam: memberi ruang bagi murid menemukan kekuatan dan cara berekspresi mereka sendiri.

Pengalaman-pengalaman tersebut membuat saya semakin yakin bahwa Pembelajaran Mendalam bukan sekadar metode pembelajaran. Ia adalah perjalanan hati, pengalaman bermakna yang membuat saya terus jatuh cinta pada profesi guru, dan bangga menjadi bagian dari upaya mewujudkan Indonesia yang cerdas.

*Estiqomah adalah guru di SMP Negeri 2 Toboali dan peserta Pelatihan Mendalam 2025. ***