DECEMBER 9, 2022
Hiburan

Film "Assalamualaikum Beijing 2" Gambarkan Keindahan Ningxia, China

image
Para pemeran dan kru film "Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia" menghadiri acara penayangan perdana di Jakarta pada 10 Juni 2025. (Xinhua)

ORBITINDONESIA.COM -- Tak hanya menyajikan kisah romantis penuh haru, film Indonesia terbaru berjudul "Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia" sukses meninggalkan kesan tersendiri bagi penontonnya karena menampilkan berbagai keindahan alam dan kekayaan budaya di Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut.

Film ini menceritakan kisah Aisha yang pergi menyusuri Ningxia untuk mencari kekasihnya Arief, yang akhirnya justru mempertemukannya dengan sosok baru bernama Mo, imigran penganut agama Islam asal Indonesia yang telah bertahun-tahun tinggal di Ningxia. Mo menjadi pemandu bagi Aisha saat berkeliling Ningxia, dan hubungan keduanya lambat laun berubah menjadi kisah romantis.

Dalam misi mereka untuk mencari Arief, Mo dan Aisha banyak memperlihatkan kehangatan kehidupan komunitas Muslim etnis Hui di Ningxia, mengeksplorasi beberapa rumah ibadah umat Islam bergaya tradisional China.

Baca Juga: Rute Penerbangan Baru antara Jakarta dan Haikou di China Resmi Diluncurkan

"Film ini banyak sekali memberikan gambaran tentang Islam di China yang saya pun baru mengetahui bahwa mereka hidup dengan hangat dan penuh kebersamaan," kata Yaya, seorang mahasiswa yang hadir dalam penayangan perdana film itu di Jakarta pada Selasa, 10 Juni 2025.

Film ini merupakan sekuel dari film "Assalamualaikum Beijing" (2014) yang berlatar lokasi di Kota Beijing, China. Film bergenre romansa religi tersebut sukses menarik lebih dari 500.000 penonton selama masa penayangannya. Berbeda dengan film pertamanya, "Assalamualaikum Beijing 2" banyak menampilkan keindahan Ningxia yang meliputi bentangan gurun dan pegunungan hingga arsitektur berusia ratusan tahun khas masyarakat China.

Ningxia merupakan daerah otonom di China barat laut yang terkenal dengan bentangan alamnya yang unik, yang meliputi Pegunungan Helan dan Gurun Tengger yang populer. Daerah ini juga memiliki kekayaan warisan budaya dan kuliner.

Baca Juga: Ekosistem Pertukaran Baterai Baru Gerakkan Transformasi Ekonomi dan Hijau di Sektor Truk Berat China

Beberapa adegan dalam film ini juga mengambil latar lokasi di Kota Xi'an, sebuah kota tua di China yang juga merupakan rumah bagi ribuan penganut agama Islam dari etnis Hui.

"Filmnya sangat memanjakan mata karena banyak memperlihatkan kota-kota di China yang benar-benar menakjubkan, membuat saya tertarik untuk bisa berlibur ke sana jika ada kesempatan," kata Selvi, salah satu penonton.

Film ini baru akan dirilis secara resmi untuk publik pada 19 Juni mendatang.

Baca Juga: Mengapa Perekonomian China Tetap Tangguh Meski Menghadapi Guncangan Eksternal

Dalam acara soft-launching film ini di Beijing bulan lalu, Duta Besar Republik Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun mengatakan film ini menjadi upaya untuk memperkuat diplomasi budaya kedua negara. Menurutnya, film memiliki kekuatan luar biasa dalam membangun kepercayaan, menyampaikan nilai, dan mempererat hubungan antarmasyarakat.***

Sumber: Xinhua

Berita Terkait