Malaysia Nyatakan Keprihatinan Atas Penahanan Awak Kapal Madleen oleh Israel
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Selasa, 10 Juni 2025 05:54 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Malaysia menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas penahanan yang dilakukan Israel terhadap awak kapal Madleen yang tengah menjalankan misi kemanusiaan ke Gaza dengan damai, serta menyerukan adanya tindakan global terhadap Israel.
Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam keterangan resminya, yang diterima di Jakarta, Senin, 9 Juni 2025, menegaskan tujuan utama misi ini adalah untuk membuka jalan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat Gaza, yang terus ditindas oleh blokade tidak manusiawi yang diberlakukan oleh rezim zionis Israel, yang mengakibatkan kelaparan massal.
"Tindakan mencegat dan mengganggu awak armada tersebut dengan jelas menunjukkan tindakan yang disengaja dan kejam untuk mencegah bantuan kemanusiaan yang seharusnya dapat memberikan sedikit bantuan bagi mereka yang paling terdampak, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua," jelas keterangan Wisma Putra (Kemenlu Malaysia).
Baca Juga: Nestapa Iduladha Penuh Darah di Gaza
Wisma Putra menyatakan blokade terhadap Gaza merupakan bentuk tirani keji yang tidak dapat diterima oleh nilai-nilai kemanusiaan universal.
Malaysia menekankan bahwa masyarakat internasional tidak boleh tinggal diam dan harus bersatu melawan tindakan yang melanggar prinsip-prinsip keadilan, martabat, dan hak asasi manusia ini.
Malaysia kembali menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera mendesak rezim zionis Israel agar mengakhiri blokade yang kejam dan mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan apa pun kepada rakyat Gaza.
Baca Juga: Diculik Saat Misi Kemanusiaan ke Gaza, Aktivis Greta Thurnberg Minta Swedia Tekan Israel
Diberitakan sebelumnya kapal bantuan kemanusiaan Madleen yang sedang menuju Gaza bersandar di Pelabuhan Ashdod, Israel, Senin, setelah pasukan Israel mencegat kapal tersebut dan menangkap semua relawan yang berada di dalamnya.
Madleen merupakan nama kapal yang ditumpangi oleh 12 aktivis solidaritas Palestina, termasuk aktivis lingkungan Swedia Greta Thunberg dari pelabuhan Catania, Sisilia, Italia pada Minggu, 1 Juni 2025 menuju Jalur Gaza di Palestina, Minggu, 8 Juni 205 malam dan sempat dilaporkan hilang kontak.
Kantor berita asal Korea Selatan Yonhap, Senin, melaporkan pelayaran selama tujuh hari yang memasuki perairan teritorial Gaza sekitar Minggu malam harusnya berlabuh di Gaza pada Senin pagi.
Baca Juga: Presiden Emmanuel Macron Desak Pembebasan Warga Prancis yang Ditahan Israel di Kapal Menuju Gaza
Selain aktivis dari Swedia, turut serta dalam kapal itu aktivis dari Jerman, Prancis, Brazil, Turki, Spanyol dan Belanda.***