Menilik Rahasia di Balik Popularitas POP MART
- Penulis : Abriyanto
- Selasa, 03 Juni 2025 05:00 WIB

Sejak membuka gerai pertamanya di Inggris di Soho pada 2022, POP MART telah berkembang pesat di seluruh Inggris, dengan gerai-gerainya kini terdapat di Oxford Street, Manchester, Westfield Stratford, Cambridge, dan Birmingham.
Pada akhir 2025, perusahaan tersebut berharap dapat mengoperasikan 17 gerai independen di Inggris, tidak termasuk jaringan roboshop (sejenis mesin penjual yang menyediakan blind box dan produk POP MART lainnya) yang berkembang pesat.
Menurut kepala ritel Eropa perusahaan tersebut, lebih dari 90 persen basis pelanggannya di Inggris kini terdiri atas warga Inggris dan Eropa setempat.
Baca Juga: Dewan Kesenian Siak Gelar Lomba Permainan Tradisional Letup Meriam yang Diikuti Ratusan Peserta
"Ini bukan lagi merek khusus untuk diaspora Asia," kata Scarlett Zhao, kepala pemasaran POP MART untuk Eropa. "Kami telah menjadi merek utama."
Seiring dengan permintaan yang terus meningkat, Zhao menolak klaim yang menyebutkan bahwa pihak perusahaan sengaja membatasi pasokan untuk menciptakan sensasi.
"Kami sering ditanya apakah terbatasnya ketersediaan mainan boneka kami disengaja, jawabannya adalah tidak -- kami tidak melakukan teknik pemasaran kelangkaan (scarcity marketing). Produksi kami dipandu oleh perkiraan permintaan jangka panjang dan ritme perencanaan merek untuk memberikan pengalaman produk berkualitas tinggi dan konsisten kepada konsumen," kata Zhao.
"Mainan boneka memerlukan pengerjaan yang rumit dan perhatian terhadap detail-detail yang tinggi, yang tentu saja membutuhkan perencanaan dan waktu produksi yang cermat. Kami mengutamakan keahlian dan pengalaman pelanggan, bukannya kelangkaan sebagai taktik pemasaran," imbuh Zhao.
POP MART kini tengah mengembangkan sistem lotre daring untuk mengurangi kepadatan di gerai dan mencegah aktivitas calo di Inggris dan Prancis.
POP MART bukanlah satu-satunya yang ikut menikmati gelombang booming barang koleksi di China. Merek-merek seperti TOPTOY yang diluncurkan oleh MINISO juga berekspansi ke seluruh Asia dan Timur Tengah, meskipun TOPTOY berfokus pada kekayaan intelektual berlisensi, seperti Disney dan Naruto, bukan karakter orisinal.
Seiring makin terkenalnya merek-merek barang koleksi China, daya tariknya mulai memikat para peritel Barat yang bergengsi. Zhao mengatakan bahwa pusat perbelanjaan mewah, seperti Harrods, awalnya enggan mengambil risiko pada merek-merek China yang tidak dikenal. Namun, hal itu berubah dengan cepat.