DECEMBER 9, 2022
Kolom

Pentingnya Melek Finansial Sejak Dini di Era Serba Digital

image
Arnoldyth Rodes Medo, CEO PT Smartec Teknologi Indonesia, menyampaikan bahwa edukasi finansial harus menjadi fondasi dalam penggunaan teknologi keuangan. (ANTARA/HO-Smartec)

Pesan utama yang mengemuka dari forum ini sangat jelas bahwa literasi finansial bukan untuk menjauhkan anak muda dari layanan digital, tetapi untuk membekali mereka dengan daya kritis dan kemampuan mengambil keputusan.

Dunia keuangan digital bukan dunia yang harus dihindari, tetapi dunia yang harus dipahami dengan baik. Tanpa pemahaman yang cukup, teknologi bisa berubah dari alat bantu menjadi sumber masalah.

Literasi keuangan

Baca Juga: Zahid Asmara: Perlu Perkuat Literasi Finansial Digital Agar Terhindar Dari Jeratan Judi Online

Fakta yang harus disadari bahwa data masih menunjukkan kesenjangan besar. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK 2022, indeks literasi keuangan nasional baru mencapai 49,68 persen.

Kelompok usia muda masih tergolong rentan karena minimnya pengalaman dan paparan terhadap edukasi finansial yang komprehensif. Ini berarti sebagian besar anak muda di tanah air belum memiliki pemahaman yang cukup untuk membuat keputusan finansial secara bijak, padahal akses terhadap layanan keuangan justru semakin mudah.

Dalam situasi seperti ini, literasi keuangan harus menjadi urgensi nasional. Kampus, organisasi mahasiswa, media, dan industri keuangan harus bersinergi untuk membangun ekosistem edukatif yang memperkuat daya tahan finansial generasi muda.

Baca Juga: Praktisi Digital Motulz Anto Bagikan Kiat Pada Pelajar Agar Tak Terjebak "Zona Nyaman" AI

Ini bukan hanya soal menghindari pinjaman ilegal atau jebakan bunga tinggi, tetapi tentang membentuk karakter generasi yang mandiri, bijak, dan siap menghadapi tantangan ekonomi ke depan.

OJK sendiri juga terus mendorong literasi digital dan edukasi publik agar masyarakat lebih paham mengenai bahaya dan jebakan judi online.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan upaya perlindungan dilakukan untuk tujuan tidak hanya menghentikan aliran dana ke platform ilegal, tetapi juga membentuk masyarakat yang lebih kritis, cerdas secara finansial, dan tahan terhadap bujuk rayu perjudian daring.

Baca Juga: Tokopedia dan TikTok Sebut Perempuan Kian Berdaya pada Era Digital

Untuk itu, generasi muda khususnya mahasiswa yang memiliki pemahaman keuangan yang baik diharapkan akan lebih mampu mengatur anggaran hidup, menabung, merencanakan masa depan, dan bahkan membangun usaha sendiri.

Halaman:

Berita Terkait