DECEMBER 9, 2022
Kolom

Xi Jinping Pandang Pembangunan sebagai "Kunci Emas" Menuju Masa Depan Damai

image
Presiden China Xi Jinping (Foto: Antara)

ORBITINDONESIA.COM - Perdamaian dunia yang abadi tetap menjadi salah satu cita-cita terbesar umat manusia. Bagi Presiden China Xi Jinping, perdamaian dan pembangunan tidak dapat dipisahkan. Dia pernah menyampaikan sebuah simbolisme bahwa pohon perdamaian tidak akan tumbuh di tanah yang tandus, dan buah pembangunan tidak dihasilkan di tengah kobaran api perang.

Mengingat hubungan manusia yang saling terkait, Xi Jinping menegaskan bahwa "kunci emas" untuk masa depan yang aman dan stabil adalah dengan memajukan pembangunan berkelanjutan.

Sejak menjabat sebagai presiden China, Xi Jinping memposisikan pembangunan sebagai pilar visinya untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi umat manusia.

Baca Juga: Xi Jinping: 75 Tahun Hubungan China - Indonesia Jadi Model Solidaritas

Inisiatif-inisiatif yang dia usulkan dalam hal ini, terutama Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, dan Inisiatif Pembangunan Global, berfungsi sebagai jembatan untuk mendorong pembangunan bersama melalui kolaborasi yang lebih luas.

China telah memberikan bantuan pembangunan kepada lebih dari 160 negara, dan kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra telah melibatkan lebih dari 150 negara.

Di bawah Inisiatif Pembangunan Global, China memobilisasi hampir 20 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.421) dana pembangunan dan meluncurkan lebih dari 1.100 proyek, yang mendorong pertumbuhan dan modernisasi di banyak negara, terutama negara berkembang.

Baca Juga: Chongqing Berhasil Praktikkan Pemikiran Xi Jinping pada Era Baru China

 "China berbagi pengalaman pembangunannya dengan negara-negara lain melalui inisiatif-inisiatif pembangunannya, yang membantu mendorong pembangunan bersama," ujar Straton Habyarimana, seorang analis ekonomi Rwanda.

"Mengingat inisiatif-inisiatif ini berpusat pada masyarakat, kehadirannya pun membantu mengatasi tantangan-tantangan utama seperti kerawanan pangan dan kemiskinan" serta meredakan ketegangan di antara negara-negara, tambahnya.***

Sumber: Xinhua

Berita Terkait