PDIP: Pernyataan SBY Tidak Bijak, Kecurangan Pemilu Masif Justru terjadi Tahun 2009 di Zaman SBY
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 17 September 2022 22:07 WIB
ORBITINDONESIA - PDI Perjuangan menanggapi serius tuduhan SBY bahwa Pemerintahan Presiden Jokowi ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil. Menurut PDIP, kecurangan Pemilu masif justru terjadi tahun 2009 di zaman SBY.
“Mohon maaf Pak SBY tidak bijak. Dalam catatan kualitas Pemilu, tahun 2009 justru menjadi puncak kecurangan yang terjadi dalam sejarah demokrasi, dan hal tersebut Pak SBY yang bertanggung jawab," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam siaran pers yang beredar Sabtu, 17 September 2022.
"Zaman Pak Harto saja tidak ada manipulasi DPT. Zaman Pak SBY manipulasi DPT bersifat masif. Salah satu buktinya ada di Pacitan. Selain itu Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati, yang seharusnya menjadi wasit dalam Pemilu, ternyata kemudian direkrut menjadi pengurus teras Partai Demokrat," lanjut Hasto.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris: Manchester City Bungkam Wolves, The Citizens Berpesta di Stadion Molineux
"Diluar itu, data-data hasil Pemilu kemudian dimusnahkan. Berbagai bentuk tim senyap dibentuk. Selain itu, menurut penelitian, SBY menggunakan dana hasil kenaikan BBM untuk kepentingan elektoral. Pada saat bersamaan terjadi politisasi hukum terhadap lawan politik Pak SBY,” ujar Hasto.
Dampak lebih lanjut, rejim SBY lah yang mendorong liberalisasi politik melalui sistem Pemilu Daftar Terbuka. “Puncak liberalisasi politik dan liberalisasi di sektor pertanian, terjadi jaman Pak SBY," kata Hasto.
"Dengan berbagai manipulasi tersebut, Partai Demokrat mengalami kenaikan 300%. Pasca Pak SBY tidak berkuasa, terbukti hal-hal yang sifatnya ‘bubble’ kemudian mengempes atau pecah sendiri, karena cara menggelembungkannya bersifat instant,” kata Hasto.
Ada yang bisa menunjukkan berbagai skema kecurangan pada saat Pemilu 2009 kalau memang mau didalami lagi.