
Oleh Supriyanto Martosuwito*
ORBITINDONESIA.COM - Di masa lalu, anak anak presiden sibuk berbisnis dan pamer kekayaan atau berpolitik di partai untuk mendapat jabatan, setidaknya duduk di parlemen selain menempati posisi strategis di partai. Nampaknya tidak bagi Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit Hediprasetyo - putra tunggal Presiden Prabowo Subianto.
Didit - atas inisiatif sendiri, mungkin juga ada permintaan dari keluarga - melakukan langkah 'soft diplomacy' yang menarik, dengan mengumpukan putra putri mantan presiden dan mendatangi kediaman dan bersilaturahmi para presiden sebelumnya.
Baca Juga: WAH, Didit Prabowo Merapat ke Gibran Rakabuming Raka di Solo
'Soft diplomacy' adalah diplomasi yang dilakukan secara tidak langsung, dengan cara persuasif dan daya tarik. Biasanya lewat jalur seni dan kebudayaan.
'Soft diplomacy' juga dapat diartikan sebagai diplomasi yang mengutamakan hati nurani sebagai sumber semangat moral.
Kita ketahui bersama, Didit tidak terjun ke politik praktis sebagaimana putra Jokowi, SBY dan Megawati. Padahal cucu Presiden Soeharto dari Titiek Soeharto ini merupakan pewaris dan penerus dari pendiri Partai Gerindra, dimana ayahnya masih Ketum dan Ibunya duduk di DPP - dewan pengurus pusat. Didit malah lebih dikenal sebagai ‘seniman’ perancang busana yang berkiprah di panggung internasional, khususnya Pekan Mode Paris.
Baca Juga: Prabowo Subianto Bagikan Momentum Makan Malam Bersama Putranya Didit dan Mantan Istri Siti Hediati
Kini - setelah ayahnya masuk Istana Negara Didit nampaknya tak bisa mengabaikan posisinya untuk ikut melakukan manuver kebangsaan. Didit mulai melakukan “gerakan” politik.
Alumni Parsons School of Design di New York dan École Parsons à Paris ini memulai dengan memanfaatkan moment ulang tahunnya untuk mengumpulkan anak-anak para Presiden RI Sabtu, 22 Maret 2025, malam lalu dan mendapat respon positif dari putra putri presiden yang diundang.
Sejumlah foto diunggah oleh putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, di media sosial. Juga diunggah oleh Annisa Pohan, istri dari Agus Harimurti Yudhoyono, sekaligus menantu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam unggahan itu, terlihat Guruh Soekarnoputra (anak bungsu Presiden Pertama RI Soekarno), Siti Hediati Haryadi alias Titiek (Anak Presiden ke-2 RI Soeharto), dan Ilham Akbar Habibie (Anak Presiden ke-3 RI BJ Habibie), serta Yenny Wahid (Anak Presiden ke-4 Gus Dur).
Tak berhenti di situ, menyambut Lebaran kemarin, lajang 41 tahun ini mendatangi kediaman Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta pada Senin, 31 Maret 2025 dan memamerkannya di Insta Story di akun Instagram miliknya @ragowo.hediprasetyo. Didit mengunggah swafoto berdua Megawati. Selain dengan Megawati, juga foto berempat bersama Puan Maharani dan putrinya Pinka Haprani.
Momen kedatangan Didit ke Teuku Umar itu juga diabadikan Puan Maharani dan diunggah di akun Instagram miliknya @puanmaharani.
Baca Juga: Presiden Prabowo: Indonesia Siap Dukung Pemulihan Gempa Thailand dan Myanmar
“Silaturahmi. Terima kasih Mas Didit @didit.hediprasetyo, Ketua MPR RI Bapak Ahmad Muzani @ahmadmuzani2 dan Ketua DPD RI Bapak Sultan Bachtiar Najamudin @sbnajamudin,” tulis Puan disertai emoji mengatupkan kedua telapak tangannya.
Menariknya, selain swafoto bersama Megawati, Didit juga mengunggah swafoto bersama Presiden ke-5 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Diketahui, keduanya bertemu saat open house perdana Prabowo sebagai Presiden di Istana Merdeka, Jakarta.
Selanjutnya, Didit Hediprasetyo berswafoto bersama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) dan Iriana Jokowi. Didit secara khusus menyambangi kediaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah, usai bersilaturahmi ke kediaman Megawati.
Baca Juga: Masjid Istiqlal Disterilkan Jelang Salat Id yang Akan Dihadiri Presiden Prabowo dan Wapres Gibran
Para pengamat seperti biasanya menafsirkan kunjungan Didit sebagai kepanjangan langkah politik ayahnya. Di PDIP timbul rasa optimis bahwa kedatangan Didit layak dimaknai akan segera mencairnya kebuntuan hubungan di antara Megawati dan Prabowo.
Namun kedatangan Didit di Solo memberi pesan pula bahwa Prabowo tetap menghargai dan tidak bisa meninggalkan Jokowi - sebagaimana diinginkan Megawati dan kubu pendukungnya.
Sebelumnya Hasyim Djojohadikusumo juga ke Solo dengan muatan pesan yang sama.
Baca Juga: Presiden Prabowo Gelar "Open House" di Istana Merdeka, Masyarakat Tak Perlu Daftar
Maka, tafsir paling moderat dari langkah Didit kali ini adalah insiatif sendiri selaku putra presiden untuk mencairkan kebekuan politik dalam aksi kemanusiaan di antara para elite Indonesia saat ini, yaitu meski ayahandanya berseberangan dalam pilihan politik, namun secara pribadi dia menjaga silaturahmi.
Tentu ini langkah baik, yang layak disambut positif oleh kita semua. Menunjukkan kedewasaan wawasannya - memperlihatkan jiwa besarnya sebagai anak politisi yang sudah teruji kematangannya setelah kegagalannya berkali-kali dalam Pilpres, namun tak pernah menyerah.
Kemenangan dan pencapaian ayahannya menjadi orang nomer satu di Istana Negara kini tak membuatnya “mabuk” - justru membuatnya bijak - dengan menebar diplomasi damai.
Baca Juga: Wow, Joni Manurung Jalan Kaki 188 Hari dari Medan ke Jakarta untuk Lebaran dengan Presiden Prabowo
Salut untuk Didit Prabowo dengan ‘soft diplomacy’-nya ini.
*Supriyanto Martosuwito adalah wartawan dan kolumnis. ***