DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Wall Street Muak dengan Tarif Trump, Saham Berada di Jalur Kuartal Terburuknya dalam Beberapa Tahun

image
Ilustrasi Wall Street (Foto: ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Saat Wall Street memasuki kuartal baru, serangkaian tarif Presiden Donald Trump akan segera berlaku. Hal itu membuat para pedagang gelisah dan telah membantu menempatkan saham AS di jalur kuartal terburuknya dalam beberapa tahun.

Wall Street telah diguncang oleh volatilitas tahun ini karena usulan tarif Trump telah membuat investor berada dalam ketidakpastian. Indeks acuan S&P 500 turun lebih dari 5 persen tahun ini, berada di jalur kuartal pertama yang merugi sejak September 2023 dan kuartal terburuknya sejak September 2022.

Saham di seluruh dunia turun pada hari Senin, 31 Maret 2025, menjelang apa yang disebut "Hari Pembebasan" Trump pada hari Rabu ini ketika tarif timbal balik selain yang lainnya akan mulai berlaku.

Baca Juga: IHSG Pagi Ini Menguat di Tengah Pelemahan Mayoritas Bursa Kawasan Asia

Para ekonom mengantisipasi tarif yang luas dapat memacu inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Saham AS dibuka lebih rendah pada hari Senin. Dow turun 300 poin, atau 0,75 persen. S&P 500 dibuka lebih rendah 1,3 persen dan Nasdaq Composite turun 2,3 persen.

Tingkat penuh tarif Trump belum terlihat, dan kurangnya kejelasan telah meresahkan Wall Street. Analis di Goldman Sachs pada hari Minggu menurunkan target akhir tahun mereka untuk S&P 500 menjadi 5.900 dari 6.200. Itu terjadi setelah analis di bank tersebut awal bulan ini menurunkan target mereka menjadi 6.200 dari 6.500.

Baca Juga: ANALISIS: Mengapa IHSG Bisa Anjlok yang Memicu Halt Trading

Perekonomian menghadapi risiko resesi yang semakin meningkat karena tarif dapat menghambat pertumbuhan, meningkatkan pengangguran, dan berkontribusi terhadap inflasi, menurut Goldman Sachs.

Bank tersebut pada hari Minggu mengatakan melihat peluang resesi sebesar 35 persen dalam 12 bulan ke depan, naik dari 20 persen sebelumnya.***

Sumber: CNN

Berita Terkait