DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kok, Nggak Mau Jadi Petani

image
Petani menanam padi seuai dengan Pranata Mangsa Primbon Jawa

Petani bukan profesi untuk menuju kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Mereka tahu, menjadi petani identik dengan hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan dan kemelaratan.

Atas gambaran yang demikian, lalu muncul pertanyaan lain, mengapa penilaian anak-anak dan kaum muda di era Milenial terhadap petani terkesan sangat buruk?

Ada apa sebetulnya dengan status petani di negeri ini? Mengapa mereka seperti yang tidak memiliki kebanggaan bila berkiprah menjadi petani ?

Mengapa mereka seperti yang memandang sebelah mata terhadap petani? Padahal, para petani inilah yang memberi makan orang-orang kota.

 Baca Juga: Indonesia Hentikan Sementara Pengiriman TKI ke Malaysia

Petani inilah yang menghantarkan bangsa ini mampu berswasembada beras tahun 1984. Petani benar-benar profesi yang sangat mulia.

Ironisnya, di tengah-tengah kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat yang hedonis dilengkapi dengan gaya hidup yang sofistikasi, ternyata nilai-budaya adiluhung yang kita miliki, seperti nya tidak dijadikan bahan pertimbangan oleh kaum muda dalam melakoni kehidupan di masa depan.

Mereka sangat pragmatis. Nilai-nilai idealisme seolah-olah kalah pamor oleh fakta kehidupan sehari-hari. Mereka lebih mengutamakan hal-hal yang realistik ketimbang yang berkaitan dengan hal yang ideal.

Mereka tidak senang terhadap gambaran kehidupan yang seperti "mengecat langit", namun mereka lebih menyukai hal-hal yang bersifat "menapak bumi".

 Baca Juga: Satupena Akan Diskusikan Nikah Beda Agama Dilihat Dari Perspektif Agama dan Hukum

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait