Presiden AS Donald Trump Tetap Ngotot Ingin Caplok Greenland Saat Jamu Sekjen NATO
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Jumat, 14 Maret 2025 08:45 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Presiden AS Donald Trump terus menegaskan keinginannya untuk mencaplok Greenland, Kamis, 13 Maret 2025, sehari setelah pemerintahan baru yang sangat pro-kemerdekaan memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan di wilayah otonomi Denmark itu.
"Kami harus melakukannya. Kami benar-benar membutuhkannya untuk keamanan nasional," kata Donald Trump kepada wartawan saat dia menjamu Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.
"Itulah sebabnya NATO mungkin harus terlibat, karena kami benar-benar membutuhkan Greenland untuk keamanan nasional," tambah Donald Trump.
Berbicara kepada Rutte, Trump mengatakan pemimpin NATO itu "bisa menjadi instrumental" dalam mewujudkan keinginannya.
Greenland, pulau terbesar di dunia, telah menjadi wilayah otonom Denmark sejak 1979. Terletak di antara Samudra Arktik dan Atlantik, pulau tersebut kaya akan mineral dan berlokasi strategis di Arktik.
Pulau itu -- membentang lebih dari 2 juta kilometer persegi (800 ribu mil persegi) -- kaya akan logam tanah jarang yang penting bagi industri teknologi tinggi, termasuk nikel, kobalt dan tembaga, selain potensi minyak dan gasnya yang besar.
Baca Juga: Pukulan Buat Trump, Survei Buktikan Sekitar 90 Persen Warga Denmark Tolak Greenland Gabung ke AS
Denmark dan Greenland telah menolak usulan untuk menjual wilayah tersebut, dengan pemerintah Denmark menegaskan kedaulatannya yang berkelanjutan atas pulau itu.
Sebuah survei dilakukan pada Januari menunjukkan bahwa 85 persen penduduk Greenland menentang bergabung dengan AS.
Partai Demokraatit (Demokrat) yang pro-kemerdekaan di Greenland memenangkan sebagian besar suara dalam pemilihan umum saat hasil pemilu keluar pada Rabu, 12 Maret 2025.
Baca Juga: Wapres JD Vance: Presiden Donald Trump Serius Mau Mengakuisisi Greenland Meski Ditentang Eropa
Hasil tersebut mengecewakan partai-partai yang berkuasa karena partai pro-kemerdekaan itu memenangkan lebih dari 30 persen suara.
Jens-Frederik Nielsen, pemimpin Partai Demokrat, akan membentuk pemerintahan baru dengan Partai Naleraq yang juga sangat pro-kemerdekaan, yang memenangkan 24,8 persen suara.
Partai Demokrat dan Naleraq mendukung kemerdekaan dari Denmark, sementara Naleraq menginginkan pemisahan diri yang lebih cepat dari Denmark.***