DECEMBER 9, 2022
Internasional

PCINU Tiongkok Ingin Jadi Jembatan Pertukaran Budaya Indonesia China dan Perbaiki Praduga Negatif

image
angkap layar Seminar Nasional dengan tema "Refleksi 75 Tahun Hubungan RI-RRT" dan yang digelar PCINU Tiongkok pada Sabtu, 8 Maret 2025 (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Sedangkan Sekretaris Jenderal Perkumpulan Persahabatan Alumni Tiongkok Indonesia (Perhati) yang juga jurnalis Harian Kompas Iwan Santosa menyoroti minimnya keterlibatan Indonesia dalam pasar halal global.

"Dibandingkan dengan Thailand yang aktif dalam pameran produk halal di Timur Tengah, produk pangan halal Indonesia belum terdengar gaungnya di pasar internasional padahal Indonesia sebagai negara Muslim terbesar seharusnya bisa lebih agresif dalam memanfaatkan peluang ini melalui kerja sama strategis dengan China," kata Iwan.

Iwan juga mengingatkan pentingnya diplomasi Islam dalam memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan China.

Baca Juga: Media Tiongkok Sebut Indonesia Akan Kuasai Sepakbola Asia Tenggara

"Harus ada peta jalan kerja sama Indonesia-China yang melibatkan kementerian terkait guna memastikan keberlanjutan dan manfaat bagi kedua negara," ungkap Iwan.

Pada hari yang sama, PCINU Tiongkok juga menyelenggarakan Konferensi Cabang (Konfercab) IV. Konfercab IV ini dihadiri oleh 77 peserta, termasuk perwakilan dari berbagai wilayah di Tiongkok.

Salah satu agenda utama konferensi adalah pemilihan kepengurusan PCINU Tiongkok untuk periode 2025 - 2027 dan terpilih dua pemimpin baru yaitu Ahmad Syifa (mahasiswa doktoral Beijing Institute of Technology sebagai Rois Syuriah PCINU Tiongkok periode 2025 - 2027 dan Muhammad Hasyim Habibi Musthofa (mahasiswa master di Tsinghua University Beijing sebagai Ketua Tanfidziyah PCINU Tiongkok periode 2025 - 2027.

Baca Juga: Pengusaha Komie Tiongkok Gelontor Rp23 Miliar ke Timnas Indonesia

Saat pengangkatan keduanya, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Haji Imron Rosyadi Hamid berpesan agar keduanya dapat menjaga soliditas organisasi untuk memastikan keberlanjutan program kerja PCINU Tiongkok.

"Peran PCINU tidak hanya dalam aspek keagamaan, tetapi juga harus menjadi wadah penguatan akademik dan sosial sehingga perlu menjalin hubungan lebih erat dengan PBNU, KBRI, dan 'stakeholder' lainnya, guna meningkatkan manfaat organisasi bagi anggota dan komunitas. PCINU juga harus menjaga nilai-nilai keislaman moderat sesuai dengan prinsip-prinsip Nahdlatul Ulama dan disiplin secara ideologi yaitu menjaga paham ahlussunnah waljamaah secara konsisten," kata KH Imron Rosyadi Hamid.***

Halaman:

Berita Terkait