Megawati Soekarnoputri, Ibu Demokrasi Sepak Bola Indonesia
- Penulis : M. Ulil Albab
- Rabu, 15 Januari 2025 08:10 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Sejarah tidak akan pernah lupa pada seorang pemimpin yang memilih untuk menegakkan prinsip di atas kekuasaan. Di tengah gemuruh politik dan kekuatan otoritas yang bisa menggerakkan apa saja, Megawati Soekarnoputri berdiri dengan teguh pada jalur demokrasi yang sejati.
Sebagai Presiden Republik Indonesia kelima, Megawati Soekarnoputri menunjukkan sikap yang berbeda dalam menyikapi sepak bola nasional. Dalam setiap keputusan, ia menempatkan prinsip demokrasi di atas campur tangan kekuasaan, menghormati aturan internasional, dan menjaga independensi sepak bola Indonesia.
Pada masa kepemimpinannya, Megawati Soekarnoputri tidak menggunakan kekuasaannya untuk mengintervensi organisasi seperti PSSI, meskipun ia mampu melakukannya.
Baca Juga: PSSI dan Merk Erspo Sayembarakan Desain Jersey Timnas Indonesia
Dalam sebuah wawancara, Pramono Anung, salah satu kepercayaannya, menyebutkan bahwa Megawati lebih memilih mendukung Timnas Indonesia secara moral daripada mencampuri urusan internal sepak bola.
Ia menerima Timnas di Istana sebelum bertanding dan memberikan semangat kepada para pemain, tetapi tidak pernah sekali pun mengambil langkah untuk memengaruhi pemilihan Ketua PSSI atau kebijakan teknis sepak bola. Sikap ini menjadi cermin dari prinsip demokrasi sejati yang ia pegang teguh.
Di tengah keinginannya untuk mendorong prestasi sepak bola Indonesia, Megawati juga memahami bahwa sepak bola bukan sekadar olahraga, melainkan ekosistem yang kompleks. Organisasi seperti FIFA telah menetapkan syarat tegas dalam Pasal 13 dan Pasal 17 Statutanya: “Anggota federasi harus bebas dari campur tangan politik atau intervensi pihak ketiga, termasuk pemerintah.”
Baca Juga: PSSI Siapkan Anggaran Rp665 Miliar Untuk Program Kegiatan di 2025
Prinsip tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa sepak bola dikelola secara profesional, tanpa tekanan eksternal, sehingga kompetisi berjalan fair dan independen. Megawati, sebagai seorang pemimpin, tidak hanya memahami prinsip ini, tetapi juga menjadikannya sebagai pedoman dalam berhubungan dengan PSSI.
Sikap Megawati semakin mencolok ketika dibandingkan dengan masa-masa kepemimpinan setelahnya. Pada tahun 2015, misalnya, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga membekukan PSSI, yang kemudian dinilai oleh FIFA sebagai bentuk intervensi.
Sanksi pun dijatuhkan, membuat Indonesia dikeluarkan dari kompetisi internasional selama setahun penuh. Hal ini menjadi pengingat bahwa campur tangan pemerintah, meskipun dimaksudkan untuk memperbaiki, sering kali membawa dampak buruk bagi perkembangan sepak bola nasional.
Berbeda dengan itu, era Megawati mencatatkan stabilitas dalam hubungan antara pemerintah dan PSSI, di mana federasi dibiarkan menjalankan tugasnya tanpa tekanan politik.