DECEMBER 9, 2022
Internasional

Igor Kirillov, Jenderal Rusia yang Tangani Pasukan Pertahanan Kimia, Tewas dalam Ledakan di Moskow

image
Letnan Jenderal Igor Kirillov (Foto: Euronews)

Di antara klaimnya yang paling keterlaluan adalah klaim bahwa AS telah membangun laboratorium senjata biologis di Ukraina. Klaim itu digunakan dalam upaya untuk membenarkan invasi skala penuh ke negara tetangganya yang lebih kecil pada tahun 2022.

Ia menunjukkan dokumen pada bulan Maret 2022 yang ia klaim telah disita oleh Rusia pada hari invasi pada tanggal 24 Februari - yang disebarkan oleh media pro-Kremlin tetapi dibantah oleh para ahli independen.

Tuduhan Kirillov yang terkenal terhadap Ukraina berlanjut hingga tahun ini. Bulan lalu ia mengklaim bahwa "salah satu tujuan prioritas" dari serangan balik Ukraina ke wilayah perbatasan Kursk Rusia adalah untuk merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Kursk.

Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Bertemu Pemimpin Prancis dan Jerman, Bicarakan Masalah Ukraina

Ia menyajikan tayangan slide, yang konon berdasarkan laporan Ukraina, yang menyatakan bahwa jika terjadi kecelakaan, hanya wilayah Rusia yang akan terkena kontaminasi radioaktif.

Salah satu tema yang sering diutarakan Kirillov adalah bahwa Ukraina tengah berupaya mengembangkan "bom kotor". Dua tahun lalu, ia menuduh bahwa "dua organisasi di Ukraina memiliki instruksi khusus untuk membuat apa yang disebut 'bom kotor'. Pekerjaan ini sudah dalam tahap akhir".

Klaimnya ditolak oleh negara-negara Barat karena dianggap "jelas-jelas salah".

Baca Juga: Menhan AS Llyod Austin Minta Ukraina Petakan Lokasi Ranjau Darat antipersonel AS

Namun klaim Kirillov mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk memperingatkan bahwa jika Rusia menyatakan Kyiv tengah mempersiapkan senjata semacam itu, itu hanya berarti satu hal - bahwa Rusia sudah mempersiapkannya.

Kirillov kembali ke klaim bom kotornya musim panas lalu, kali ini menuduh penemuan laboratorium senjata kimia di dekat Avdiivka, sebuah kota di Ukraina timur yang direbut Rusia Februari lalu.

Kyiv, katanya, melanggar Konvensi Senjata Kimia internasional dengan berbagai zat dengan bantuan negara-negara Barat, termasuk agen perang psikokimia BZ serta asam hidrosianida dan sianogen klorida.

Baca Juga: Pasukan Korea Utara Menyamar sebagai Penduduk Rusia untuk Melawan Ukraina

Kematiannya dipandang oleh loyalis pro-Kremlin sebagai pukulan, tetapi juga sebagai bukti bahwa Ukraina memiliki kemampuan untuk menargetkan pejabat tinggi di Moskow.

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Euronews, BB

Berita Terkait