Presiden AS Joe Biden: Serangan Rudal dan Pesawat Nirawak Rusia ke Ukraina "Keterlaluan"
- Penulis : M. Ulil Albab
- Sabtu, 30 November 2024 00:10 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Presiden AS Joe Biden menyebut serangan rudal dan pesawat nirawak Rusia ke Ukraina sebagai tindakan yang "keterlaluan", kata Gedung Putih pada Kamis, 28 November 2024.
"Semalam, Rusia melancarkan serangan udara yang mengerikan ke Ukraina," kata Gedung Putih dalam pernyataannya.
Disebutkan, Rusia meluncurkan hampir 200 rudal dan pesawat nirawak ke kota-kota dan fasilitas energi Ukraina. Akibatnya, penduduk sipil Ukraina tidak mendapatkan pasokan listrik.
Baca Juga: Xi Jinping Tegaskan Tujuh Prinsip Hubungan China - AS Kepada Presiden Joe Biden
Biden juga mengatakan bahwa serangan Rusia itu menjadi pengingat tentang pentingnya membantu Ukraina membela diri melawan agresi Rusia.
Setelah perang Rusia-Ukraina berlangsung lebih dari 1.000 hari, Biden meyakinkan rakyat Ukraina bahwa AS mendukung mereka.
"Awal tahun ini, atas arahan saya, Amerika Serikat telah memprioritaskan pengiriman sistem pertahanan udara ke Ukraina," kata dia mengenang keputusannya.
Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Marah Karena ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Benjamin Netanyahu
"Departemen Pertahanan telah mengirimkan ratusan rudal pertahanan udara tambahan ke Ukraina, sebagai konsekuensi dari keputusan ini, dan pengiriman berikutnya sedang diproses," katanya menjelaskan.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan AS telah berusaha membantu Ukraina meningkatkan ketahanan jaringan energi mereka sebagai persiapan menghadapi musim dingin.
Departemen Pertahanan AS juga terus mengirimi Ukraina dengan alutsista penting lain seperti artileri, roket, dan kendaraan lapis baja, menurut pernyataan Gedung Putih.
Baca Juga: Presiden AS Joe Biden: Lebanon dan Israel Sepakat Akhiri Konflik yang Telah Berlangsung Setahun
"Rusia terus meremehkan keberanian, ketahanan, dan tekad rakyat Ukraina," kata Presiden AS yang akan mengakhiri masa tugasnya itu.
Dia menegaskan lagi dukungan AS dan lebih dari 50 negara lain bagi Ukraina dalam "perjuangan kemerdekaannya."***