Irfan Setiaputra: Garuda Akan Kedatangan Empat Pesawat Baru dari Lebanon dan Australia
- Penulis : Bramantyo
- Senin, 11 November 2024 14:13 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra memastikan bahwa perseroan akan kedatangan empat pesawat baru pada akhir tahun 2024 ini.
Irfan Setiaputra memastikan bahwa satu pesawat akan datang pada pekan ini yang berasal dari Lebanon, dan sisanya sekitar dua atau tiga pesawat akan berasal dari tempat penyimpanan pesawat Alice Springs di Australia.
"Satu dari Lebanon. Sama dari Alice Springs yang di Australia yang gurun tempat naruh pesawat-pesawat itu, kalau nggak salah tiga atau dua gitu," ujar Irfan Setiaputra saat sesi doorstop di Kawasan Bandara International Soekarno Hatta, Jakarta, Senin,11 November 2024.
Baca Juga: Kemenag Protes Keras Garuda Indonesia Atas Penundaan Penerbangan Jamaah Calon Haji Kloter Solo 41
Ia menyebut bahwa ke empat pesawat tersebut nanti statusnya adalah sewa dari pihak ketiga, bukan pembelian.
"Semua nyewa. Kita kan leasing semua, jadi ya bayar sewa, nggak ada yang beli kita," ujar Irfan.
Irfan berharap kehadiran empat pesawat tersebut nantinya dapat meningkatkan pelayanan perseroan pada periode libur Hari Raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 mendatang.
Baca Juga: Garuda Indonesia Masuk Dalam 25 Perusahaan Terbesar Fortune 100 Tahun 2023, Naik 8 Peringkat
"Mudah-mudahan menjelang akhir tahun (tiba), sehingga bisa memastikan pelayanan menjelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru)," ujar Irfan.
Per Oktober 2024, total jumlah pesawat yang dioperasikan oleh Grup Garuda Indonesia sebanyak 96 pesawat, atau berkurang sebanyak satu pesawat dibandingkan sebanyak 97 pesawat pada periode September 2024.
Adapun, rinciannya yaitu sebanyak 56 pesawat dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan sebanyak 40 pesawat dioperasikan oleh Citilink.
Baca Juga: Garuda Indonesia dan Bank Mandiri Bersinergi Tingkatkan Kunjungan Wisata Lewat GATF 2024
Per Oktober 2024, perseroan mencatatkan net income senilai 18,11 juta dolar Amerika Serikat (AS), dibandingkan sebelumnya tercatat rugi bersih senilai 82,86 juta dolar AS pada periode sama tahun 2023.
Capaian net income GIAA disebabkan oleh adanya perubahan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 menjadi PSAK 107.
PSAK 73 merupakan standar pembukuan transaksi sewa pada beban operasi, sedangkan PSAK 107 adalah standar akuntansi untuk akad ijarah yang digunakan dalam pembiayaan oleh bank syariah dan lembaga keuangan lainnya.***