Pakar Max Blumenthal: AS Tak Mungkin Hentikan Penjualan Senjata ke Israel
- Penulis : M. Imron Fauzi
- Minggu, 10 November 2024 22:01 WIB
Blumenthal mengatakan bahwa dengan memasok miliaran dolar senjata ke Israel sejak 7 Oktober 2023, AS telah memungkinkan Israel melanggar hukum kemanusiaan internasional dan hukum AS.
Ia berpendapat bahwa AS telah menjadi pihak yang turut serta dalam kejahatan perang di Jalur Gaza dan bisa dianggap sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab atas genosida tersebut.
Blumenthal mencatat bahwa meskipun ada surat dari Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken yang meminta agar setidaknya 350 truk bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza setiap hari, Israel hanya mengizinkan 71 truk yang lewat.
Baca Juga: Malaysia Mengutuk Keras Serangan Tanpa Henti dan Brutal oleh Rezim Zionis Israel ke Lebanon
Ia menekankan bahwa menurut hukum AS, negara yang menghalangi bantuan kemanusiaan seharusnya dikenakan pemutusan pasokan senjata, tetapi ia meragukan Washington akan menjatuhkan sanksi pada Israel.
Merujuk laporan Washington Post pada 1 November, yang menunjukkan bukti kematian warga sipil di Gaza akibat senjata buatan AS, Blumenthal mengatakan bahwa laporan tersebut memuat bukti konkret.
Misalnya, sisa-sisa bom buatan AS ditemukan di tempat penampungan di Beit Lahiya, di mana hampir 100 orang tewas, tambahnya.
Baca Juga: Mahathir Mohamad: Perang Gaza Telah Runtuhkan Narasi Israel, Ungkap Tipu Daya Zionis
Blumenthal menyatakan bahwa wartawan pertahanan di Washington menerima informasi dari Pentagon dan memperingatkan bahwa jurnalis bisa kehilangan pekerjaan jika memprotes.
Ia menekankan bahwa AS menggunakan kekuasaannya di PBB dan dukungan dari negara-negara Eropa yang berada di bawah pengaruhnya untuk melindungi Israel dari pertanggungjawaban dan menghalangi upaya untuk menghentikan genosida.***