Jubir Kemlu Lin Jian: China Sambut Positif Keinginan Indonesia Bergabung dalam BRICS
- Penulis : Maulana
- Selasa, 29 Oktober 2024 03:00 WIB
Ketiga, Indonesia mendorong BRICS untuk menjadi perekat demi menguatkan solidaritas antara negara-negara berkembang.
Selain itu, bergabungnya Indonesia ke BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto, antara lain terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan, ataupun pemajuan sumber daya manusia.
Sebagai pembina jembatan antara negara-negara berkembang dengan negara maju, Indonesia juga berkomitmen meningkatkan keterlibatan nasional dalam forum-forum lain selain BRICS, serta melanjutkan dialog dengan negara-negara maju.
Baca Juga: Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi Usulkan Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Kerja Sama BRICS
BRICS didirikan pada 2009 dengan anggota Brazil, Rusia, India, dan China, serta Afrika Selatan yang bergabung pada 2011, yang kemudian akronim dibentuk dari huruf pertama negara anggota tersebut.
Blok ini sekarang telah diperluas untuk mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab yang bergabung pada Desember 2023, tetapi kelompok tersebut memutuskan untuk tetap menggunakan nama BRICS.
Secara akumulasi, populasi penduduk BRICS mencakup 43 persen populasi dunia.
Baca Juga: Deklarasi Bersama BRICS Tegaskan Perlunya Gencatan Senjata di Gaza
Adapun nilai perdagangannya mencapai 16 persen perdagangan global. BRICS juga menyumbang seperempat dari ekonomi global, mencakup seperlima dari perdagangan global.***