Psikolog Sukmayanti Rafisukmawan: Kurangi Kebiasaan Buruk Akibat Stres, Perlu Literasi Pola Hidup Sehat
- Penulis : Mila Karmila
- Selasa, 29 Oktober 2024 01:21 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Psikolog Sukmayanti Rafisukmawan menilai, untuk mengurangi kebiasaan buruk akibat stres di tempat kerja, perlu adanya penguatan literasi terhadap masyarakat mengenai konsep pengurangan risiko. Contohnya, dengan menerapkan pola hidup yang sehat.
"Penerapan dari konsep tersebut seperti menerapkan pola hidup yang sehat. Contohnya, mengonsumsi sayur dan buah, mengurangi konsumsi kopi dengan gula yang berlebihan secara perlahan, maupun beralih ke produk-produk tembakau alternatif bagi pekerja yang kesulitan untuk mengurangi kebiasaan merokok," kata Sukmayanti Rafisukmawan, dalam keterangan, di Jakarta, Senin, 28 Oktober 2024.
Menurut Sukmayanti Rafisukmawan, jika berhenti merokok secara langsung, perokok akan mengalami gejala relapse yang akan memunculkan kegelisahan dan membuat seseorang tidak bisa berkonsentrasi.
Baca Juga: Stres yang Berlebih Dapat Memicu Asam Lambung Naik, Begini Cara Mencegahnya!
"Untuk yang merokok, memang sangat sulit untuk berhenti total, malah akan mengakibatkan gejala-gejala yang lebih buruk. Oleh sebab itu, perlu mengurangi kebiasaan berisiko tersebut secara perlahan, dengan menggunakan produk-produk yang telah terbukti secara ilmiah menurunkan risiko kesehatan seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan, sambil terus melakukan konseling dengan psikolog," katanya.
Sementara Pakar Kesehatan Publik dan Ahli Kesehatan Keselamatan Kerja, Dokter Felosofa Fitrya mengatakan, sebagian besar waktu produktif orang dewasa dihabiskan di tempat kerja.
Felosofa menekankan pentingnya pendekatan pengurangan risiko kesehatan mental di tempat kerja.
Baca Juga: Psikolog UI Nirmala Ika Jelaskan Cara Mendeteksi Orang yang Sedang Dilanda Stres
"Perusahaan perlu menyediakan layanan konseling gratis seperti program Employee Assistance Program (EAP) untuk membantu karyawan menghadapi tekanan di lingkungan kerja," kata dia.
Menurut dia, dari sisi karyawan, mereka dapat mulai mengidentifikasi kebiasaan-kebiasaan berisiko akibat tekanan pekerjaan seperti konsumsi makanan dengan nutrisi yang tidak seimbang, minim aktivitas fisik, hingga kebiasaan merokok.
Dengan demikian, para pekerja bakal lebih memperhatikan kesehatannya, baik fisik maupun mental, dan secara sadar membuat pilihan berdasarkan pertimbangan aspek pengurangan risiko.
Baca Juga: Dokter Yaniar Mulyantini Tekankan Pentingnya Praktik Mindfulness untuk Cegah Stres Karena Pekerjaan
"Ketika konseling dengan karyawan yang mengalami stres tinggi, kami selalu mengajarkan untuk self-healing dengan menyadari napas dan hasilnya cukup positif, katanya.