Oleh: Leni Marlina
ORBITINDONESIA.COM - Berikut ini adalah puisi karya Leni Marlina dari Komunitas Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat berjudul "Di Bawah Langit yang Berdebu".
Fajar tak benar-benar merekah—ia robek,
Cahaya memercik dari luka langit, seakan terluka,e
Mentari menyeruak seperti seorang penakluk
Menggenggam pucuk-pucuk asa, mengguncang cakrawala.
Langit menjerit, terbuka seperti luka lama,
Awan-awan tak merentang karpet,
Hanya menggantung seperti tirai usang, menyembunyikan harapan,
Angin merayap di celah-celah sepi,
Membawa debu mimpi yang tak pernah sampai.
Gunung-gunung seperti punggung tua yang membungkuk,
Menggeleng pelan, mengucapkan selamat datang dengan kegetiran,
Seperti tahu: sumpah yang diucap hanya serupa gemuruh,
Yang hilang ditelan lembah sebelum sempat menggema.
Petir tak datang menghentak,
Ia tersenyum di balik awan, menunggu waktu untuk menyala,
Hujan mengguyur perlahan, namun tak memurnikan,
Hanya mempertebal lumpur,
Membiarkan jejak yang tertinggal di tanah makin tenggelam.
Dan laut? Ia tak lagi menunggu di batas cakrawala,
Menghempaskan gelombang dengan murka diam,
Satu per satu janji tersapu ke dalam palung,
Hilang, seperti kapal karam yang tak pernah ditemukan.
Di bawah langit yang berdebu,
Seseorang berdiri di antara retakan dan gemuruh,
Dilantik oleh waktu yang lelah menanti,
Namun horizon tetap buram, menolak bersinar,
Seakan tahu: yang gemilang belum tentu nyata.
Di Bawah Garis Khatulistiwa, 2024 ***
Catatan:
Puisi ini awalnya ditulis oleh Leni Marlina hanya sebagai hobi dan koleksi puisi pribadi tahun 2020. Puisi tersebut direvisi kembali serta dipublikasikan pertama kalinya melalui media digital tahun 2024.