Inggris Akan Menyerahkan Kedaulatan Kepulauan Chagos kepada Mauritius Setelah Lebih dari Setengah Abad
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 04 Oktober 2024 05:24 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Inggris telah mengumumkan akan menyerahkan kedaulatan atas gugusan pulau terpencil namun penting secara strategis di Samudra Hindia setelah lebih dari setengah abad.
Kesepakatan tersebut – yang dicapai setelah bertahun-tahun negosiasi – akan membuat Inggris menyerahkan Kepulauan Chagos kepada Mauritius dalam sebuah langkah bersejarah.
Langkah Inggris ini termasuk atol tropis Diego Garcia, yang digunakan oleh pemerintah AS sebagai pangkalan militer untuk kapal angkatan laut dan pesawat pembom jarak jauhnya.
Pengumuman tersebut, yang dibuat dalam pernyataan bersama oleh Perdana Menteri Inggris dan Mauritius, mengakhiri negosiasi yang sering kali penuh pertikaian selama puluhan tahun antara kedua negara.
Pangkalan AS-Inggris akan tetap berada di Diego Garcia – sebuah faktor kunci yang memungkinkan kesepakatan tersebut untuk terus berlanjut di saat persaingan geopolitik yang berkembang di kawasan tersebut antara negara-negara Barat, India, dan China.
Kesepakatan tersebut masih menunggu finalisasi perjanjian, tetapi kedua belah pihak telah berjanji untuk menyelesaikannya secepat mungkin.
"Ini adalah momen penting dalam hubungan kita dan sebuah demonstrasi komitmen abadi kita terhadap penyelesaian sengketa secara damai dan supremasi hukum," demikian bunyi pernyataan dari Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Perdana Menteri Mauritius Pravind Jugnauth.
Para pemimpin juga mengatakan bahwa mereka berkomitmen "untuk memastikan operasi jangka panjang, aman, dan efektif dari pangkalan yang ada di Diego Garcia yang memainkan peran penting dalam keamanan regional dan global".
Perjanjian itu juga akan "mengatasi kesalahan masa lalu dan menunjukkan komitmen kedua belah pihak untuk mendukung kesejahteraan warga Chagos".
Baca Juga: Liga Inggris 2024/2025: Sulit Taklukan Newcastle United, Manchester City Raih Satu Poin
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan manfaat dari kesepakatan itu termasuk menutup "jalur migrasi ilegal yang potensial".