DECEMBER 9, 2022
Internasional

Israel Mulai Melancarkan Operasi Darat di Lebanon Selatan Didukung Serangan Udara dan Gempuran Artileri

image
Arsip pasukan darat Israel (Foto: Istimewa)

ORBITINDONESIA.COM - Tentara Israel mulai melancarkan serangan darat di sejumlah kota di Lebanon selatan pada Selasa dini hari, 1 Oktober 2024.

Menurut Israel, serangan darat terbatas, terlokalisasi, dan terarah itu diluncurkan berdasarkan laporan intelijen yang akurat tentang target dan infrastruktur Hizbullah di Lebanon selatan.

Kantor berita resmi Lebanon NNA melaporkan bahwa pemboman artileri oleh Israel berlangsung lebih dari dua jam, menargetkan kota Wazzani, Marjeyoun, dan Khiyam.

Baca Juga: ABC News: Pasukan Israel Siap-siap Serang Lebanon Lewat Jalur Darat, Operasi Skala Kecil Mungkin Sudah Mulai

Selain itu, pesawat tempur Israel melakukan serangan udara di jalan raya Kawkaba-Marjeyoun di Lebanon selatan hingga memutus akses jalan.

Tembakan artileri Israel yang intensif menargetkan sekitar kota Khiam, Kfarkela, dan Odaisseh di Lebanon selatan, menurut seorang koresponden Anadolu.

Tentara Israel juga merobohkan suar penerangan di pinggiran kota perbatasan Ayta ash Shab di distrik Bint Jbeil.

Baca Juga: Ribuan Orang Berunjuk Rasa di Sydney Australia, Serukan Gencatan Senjata di Gaza dan Lebanon

Tentara Israel melancarkan delapan serangan udara di lingkungan Laylaki, Haret Hreik, dan Burj al-Barajneh di pinggiran selatan Beirut pada Senin, 30 September 2024 malam, hanya beberapa menit setelah mengeluarkan perintah evakuasi mendesak untuk tiga wilayah di ibu kota Lebanon tersebut.

Setelah serangan udara itu, pesawat tempur Israel terbang rendah di atas Beirut.

Sebelumnya, juru bicara tentara Israel Avichay Adraee mengunggah "peringatan mendesak kepada penduduk pinggiran selatan Beirut" di platform X, serta membagikan peta bangunan tempat ia mendesak penduduk dan mereka yang berada di bangunan terdekat untuk mengungsi.

Baca Juga: Menlu Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Peringatkan Konsekuensi Berbahaya dari Konflik Israel-Lebanon

Perintah evakuasi tersebut menargetkan lingkungan Laylaki, Haret Hreik, dan Burj al-Barajneh.

Adraee mengklaim bangunan-bangunan itu "dekat dengan fasilitas dan lokasi yang berafiliasi dengan Hizbullah".

"Tentara Israel akan menindak mereka dengan kekerasan," katanya.

Baca Juga: Paus Fransiskus Sebut Pemboman Israel di Gaza dan Lebanon "Tidak Bermoral" dan Tidak Proporsional

Di lain pihak, Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "menargetkan pergerakan tentara musuh Israel di kebun-kebun di seberang kota Odaisseh dan Kfarkela di distrik Marjeyoun dengan senjata yang sesuai, dan berhasil mengenai sasaran."

Dalam pernyataan berikutnya, kelompok Lebanon itu mengumumkan bahwa mereka menargetkan "pasukan Israel di gerbang pemukiman Shtula di Galilea Atas, Israel utara, dengan peluru artileri, dan berhasil mengenai sasaran secara langsung."

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa tentara Israel mengatakan bahwa setelah sirene berbunyi di Shtula, tiga roket terdeteksi dan mendarat di area terbuka.

Baca Juga: Aksi Protes Meluas di Kota-kota Eropa Menentang Serangan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon

Tentara mengatakan bahwa sekitar 10 peluru ditembakkan dari Lebanon ke area Meron di Israel utara, dengan beberapa berhasil dicegat dan sisanya mendarat di area terbuka.

Sejak 23 September lalu, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang disebutnya sebagai target Hizbullah di seluruh Lebanon.

Serangan Israel menewaskan lebih dari 960 korban dan melukai lebih dari 2.770 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Baca Juga: Kementerian Kesehatan: Serangan Baru Israel di Lebanon Tewaskan 63 Orang dan Lukai Puluhan Lainnya

Beberapa pemimpin Hizbullah tewas dalam serangan itu, termasuk sekretaris jenderal Hassan Nasrallah.***

Sumber: Antara

Berita Terkait