DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Ilmuwan Australia Mengembangkan Ujicoba Pemeriksaan Kanker Terbaru, Hanya Butuh Waktu Beberapa Detik

image
Seorang peneliti genomik asal Australia telah mengembangkan ujicoba pemeriksaan kanker terbaru yang hanya memerlukan waktu beberapa detik dan berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa, menurut laporan media lokal pada Minggu, 15 September 2024. Stefan Mazy, yang mengembangkan DermR Patch bersama timnya yang terdiri dari empat orang, mengatakan teknologi ini bisa menjadi alternatif biopsi, metode yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis kanker kulit, demikian dilaporkan oleh SBS News. / ANTARA/Anadolu/py

ORBITINDONESIA.COM - Seorang peneliti genomik asal Australia telah mengembangkan ujicoba pemeriksaan kanker terbaru yang hanya memerlukan waktu beberapa detik dan berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa, menurut laporan media lokal pada Minggu, 15 September 2024.

Stefan Mazy, yang mengembangkan DermR Patch bersama timnya yang terdiri dari empat orang, mengatakan teknologi ini bisa menjadi alternatif biopsi, metode yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis kanker kulit, demikian dilaporkan oleh SBS News.

Teknologi inovatif ini memanfaatkan jarum mikro untuk mengidentifikasi lesi kanker. Prosesnya cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit.

Baca Juga: Pasien Kanker Ikut Terdampak Aksi Mogok Dokter di Korea Selatan, Jumlah Operasi Menurun Drastis

"Panjang jarum mikro tersebut kurang dari satu milimeter dan menembus sekitar satu milimeter ke dalam kulit untuk mengumpulkan sedikit jaringan," jelas Mazy.

"Saat tambalan/patch ini diterapkan, ia ditempelkan selama sekitar 15 detik. Ada sedikit tekanan, gerakan memutar ringan untuk mengambil jaringan, kemudian tambalan tersebut dilepas," tambahnya.

Seluruh proses memakan waktu kurang dari satu menit.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Teliti Ekstrak Biji Salak Pondoh dan Kulit Jeruk Pamelo sebagai Obat Kanker Serviks

Uji klinis pertama telah dilakukan di wilayah terpencil Pilbara, Australia Barat, pada Mei lalu.

Meskipun hasil akhirnya masih dalam proses, Mazy mengatakan bahwa hasil awal terlihat menjanjikan.

Uji klinis kedua yang dengan cakupan lebih besar, kemungkinan akan dilakukan dalam 6 hingga 12 bulan mendatang.***

Sumber: Antara

Berita Terkait