DECEMBER 9, 2022
Internasional

Juru Bicara WHO, Margaret Harris: Vaksinasi Polio di Gaza Terhambat Jaminan Keamanan dan Akses

image
Ilustrasi bantuan PBB kesulitan masuk ke Gaza. ANTARA/Anadolu/PY

ORBITINDONESIA.COM - Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Harris menyatakan, vaksinasi polio di Jalur Gaza belum bisa dimulai karena memerlukan jaminan keamanan dan akses.

Lebih dari 1 juta dosis vaksin polio telah tiba di Gaza, tetapi juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan kepada Anadolu bahwa vaksinasi hanya dapat dimulai setelah keselamatan petugas kesehatan dan akses ke semua wilayah terjamin.

Margaret Harris menjelaskan, munculnya kembali polio di Gaza--pertama kali dalam 25 tahun terakhir--terutama disebabkan oleh jatuhnya sistem kesehatan dan kerusakan lingkungan yang meluas.

Baca Juga: Tiga Provinsi Ditetapkan Sebagai Kejadian Luar Biasa, Kini Imunisasi Polio Diberikan Dua Dosis

"Air limbah tersebar di mana-mana. Orang-orang tidak memiliki akses ke sistem air dan sanitasi dasar yang biasanya menjaga mereka tetap sehat," kata Harris.

Sebelum dimulainya konflik baru-baru ini, ujarnya, Gaza merupakan salah satu wilayah dengan tingkat imunisasi anak tertinggi di dunia. Lebih dari 95 persen anak telah diberi vaksin polio.

"Gaza akan tetap terlindungi dari polio jika memiliki sistem kesehatan yang kuat serta air dan sanitasi yang baik," kata Harris, yang menyesalkan bahwa konflik telah menyebabkan "kondisi mengerikan" saat ini.

Baca Juga: Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Sasar 30.702 Anak Terima Imunisasi pada PIN Polio 2024

Ia juga menyoroti risiko serius yang ditimbulkan oleh polio, khususnya bagi anak-anak, yang lebih mungkin menderita kelumpuhan atau bahkan kematian.

"Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tetapi anak-anak cenderung memiliki dampak terburuk," kata Harris.

Ia kemudian menegaskan urgensi vaksinasi terhadap sekitar 640.000 anak yang berisiko.

Baca Juga: Dokter Rini Sekartini: Imunisasi Polio Dapat Diberikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus Seperti Autisme

Kedatangan vaksin, yang difasilitasi oleh UNICEF, merupakan langkah positif, tetapi Harris mencatat bahwa vaksinasi tidak dapat dilanjutkan dalam kondisi saat ini.

"Kami tidak memiliki jaminan keamanan dan akses. Kami telah meminta setidaknya jeda pertempuran sehingga kami dapat melakukan vaksinasi," katanya.

Harris mengatakan bahwa kampanye vaksinasi, yang dapat diselesaikan dalam dua atau tiga putaran, semula akan dimulai pada akhir Agustus.

Baca Juga: Pakar Kesehatan Anak, Dokter Arnold Soetarso: Vaksin Polio Timbulkan Kecacatan atau Kelumpuhan Adalah Mitos

"Kita tidak dapat melakukan hal ini jika ada pertempuran, serangan udara, dan tidak ada jalan yang dapat dilalui dengan aman," tuturnya.***

Sumber: Antara

Berita Terkait