DECEMBER 9, 2022
Internasional

Indonesia Ajak China Melakukan ASEAN Way Dalam Berdiplomasi Serta Cari Solusi Regional dan Internasional

image
Deputy Chief of Mission KBRI Beijing Parulian George Andreas Silalahi menjadi salah satu pembicara dalam dalam pembukaan ASEAN-China Week 2024 di Changzhi, provinsi Shanxi, China pada Senin, 12 Agustus 2024. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

ORBITINDONESIA.COM - Indonesia mengajak China untuk menerapkan ASEAN Way dalam berdiplomasi termasuk untuk mencari solusi dalam masalah regional dan internasional.

"Jadi kami mengundang China untuk juga melakukan ASEAN Way dengan berdasarkan 'brotherhood' dan 'sisterhood' untuk mencapai konsensus, karena melalui hal tersebut akan dicapai saling pengertian dan pada gilirannya juga dapat memberikan kepastian politik," kata Deputy Chief of Mission KBRI Beijing, Parulian George Andreas Silalahi di Changzhi, Provinsi Shanxi, China pada Senin, 12 Agustus 2024.

Parulian menyampaikan hal tersebut dalam "High-Level Dialogue" dalam "ASEAN-China Week 2024" dengan tema "ASEAN-China Comprehensive Strategic Partnership: Achieving Prosperity through Innovation" yang dihadiri sekitar 300 peserta dari kalangan diplomat, pebisnis, mahasiswa dan peneliti dari 10 negara anggota ASEAN dan China.

Baca Juga: Retno Marsudi: Sebagai Produsen Utama Gandum, Rusia Mitra Penting ASEAN Dalam Ketahanan Pangan

"ASEAN Way" yang dimaksud adalah prinsip yang menjadi panduan interaksi antara 10 negara anggota ASEAN yang mengutamakan penghormatan kedaulatan, kepentingan nasional dan kesetaraan (equality) serta kemitraan (partnership) anggotanya.

Elemen utama "ASEAN Way" adalah prinsip non-campur tangan (non-interference), artinya negara berdaulat tidak boleh campur tangan dalam urusan domestik satu negara dan didukung model pengambilan keputusan dalam ASEAN yang non-konfrontatif dan berdasarkan konsensus.

Prinsip tersebut telah menjadi panduan terpercaya sejak ASEAN dibentuk melalui Deklarasi Bangkok 1967.

Baca Juga: Menlu ASEAN Kutuk Serangan Israel Terhadap Warga dan Infrastruktur Sipil di Gaza Palestina

"Tantangan pada masa yang akan datang sangat beragam, mulai dari penerapan ekonomi digital, perubahan teknologi, masalah lingkungan dan lainnya sehingga pada saat yang sama, diperlukan investasi jangka panjang di bidang pendidikan, riset dan terutama bagaimana memahami satu sama lain," ungkap Parulian.

Upaya untuk memahami satu sama lain antara masyarakat di dalam ASEAN maupun ASEAN dengan China, menurut Parulian dapat dilakukan melalui kerja sama bidang budaya maupun turisme.

Secara khusus di bidang ekonomi digital, Indonesia punya keunggulan dengan jumlah populasi generasi muda yang besar dan termasuk pengguna teknologi.

Baca Juga: Menlu China Wang Yi Tegaskan ASEAN sebagai Komunitas Masa Depan, Saling Dukung Dalam Suka dan Duka

"Hal ini dapat mendorong ekonomi digital seperti e-commerce. Bahkan baru-baru ini Starlink masuk ke Indonesia yang memberikan suasana kompetisi terhadap perusahaan komunikasi dalam negeri namun sekaligus menghadirkan harga yang kompetitif agar masyarakat mendapat akses internet," tambah Parulian.

Semua hal itu dilakukan agar UMKM juga tidak tertinggal dan ikut menikmati kemajuan teknologi.

Secara khusus terkait dengan "kemiripan" produk dan jasa dari negara-negara ASEAN, Parulian menganalogikan ASEAN sebagai rumah besar namun dengan fungsi ruangan yang berbeda-beda.

Baca Juga: Menlu Mohamad Hasan: Lima Negara ASEAN Minta Malaysia Jadi Pusat Peluncuran Satelit

"Bayangkan ASEAN sebagai rumah besar, saat datang yang pertama dilihat adalah gerbang yang indah dan besar, mungkin itu Singapura, negara kota yang modern dan nyaman, lalu selanjutnya masuk ke bagian ruang tamu yang tampak adem, katakanlah itu Malaysia," ungkap Parulian.

Setelah ruang tamu, ada kamar tidur utama yang romantis dan menyenangkan, ruangan itu menjadi analogi Filipina dan Thailand.

"Di kamar tidur utama biasanya ada brankas penyimpangan untuk menyimpan barang berharga, misalnya itu Brunei, negara yang kaya," kata Parulian.

Baca Juga: Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn: Filipina dan China Berkomitmen Kurangi Ketegangan Terkait Laut China Selatan

Ruang selanjutnya adalah dapur yang sibuk, ramai tapi semua orang senang di sana karena menyajikan makanan yang enak dan dapur itu merupakan Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar.

"Lalu di mana Indonesia? Indonesia adalah garasi yang sangat luas, tempat menyimpan mobil mewah, harta karun tersembunyi, barang kenangan yang dirindukan, saya mengundang Anda semua untuk datang dan mengunjungi rumah ASEAN, termasuk Indonesia," ungkap Parulian.

Menurut statistik ASEAN, pada 2023, volume perdagangan antara ASEAN dan China mencapai rekor baru yaitu 702 miliar dolar AS sehingga menjadikan China sebagai mitra dagang terbesar ASEAN selama 15 tahun berturut-turut.

Baca Juga: Maskapai Penerbangan AirAsia Buka Penerbangan Perdana Bali - Phuket, Dua Destinasi Ikonik di Kawasan ASEAN

Arus Foreign Direct Investment (FDI) dari China ke ASEAN mencapai 15,5 miliar dolar AS pada 2022 atau setara dengan 6,9 persen dari total arus FDI ke ASEAN.

Kerja sama ASEAN-China di bidang pariwisata juga memainkan peran penting dalam mendorong pertukaran antarmasyarakat dan merangsang pertumbuhan ekonomi di kawasan.

Selama paruh pertama 2023, sekitar 46,5 juta pengunjung melakukan perjalanan di ASEAN dengan sekitar 43 persen berasal dari kawasan; dan asal turis non-ASEAN terbesar ke Asia Tenggara selama periode tersebut adalah China yang mencakup 8,2 persen dari semua kedatangan.***

Sumber: Antara

Berita Terkait