Kukuh S Wibowo: Kisah Srimulat dan Gepeng di Museum Srimulat, Bumiaji Kota Batu, Jawa Timur
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 11 Agustus 2024 00:25 WIB
Ternyata Gepeng justru melejit di panggung Srimulat. Ia tak tergantikan dari perannya sebagai pembantu. Dan ketika Teguh punya proyek Srimulat Jakarta di Taman Ria Remaja, Senayan, pada 1980, Gepeng termasuk salah satu pelawak daerah yang diajak.
Di Jakarta karir Gepeng makin melesat. Ia menjelma sebagai selebritas. Ketenaran pelawak asal Muntilan, Magelang itu ditangkap produser film ibu kota. Ia diajak membintangi empat film berjudul Gaya Merayu (1980), Untung Ada Saya (1982), Gepeng Mencari Untung (1983), dan Gepeng Bayar Kontan (1983).
Kehidupan gemerlap mebuat gaya hidup Gepeng berubah. Perubahan gaya hidup ini sempat dikeluhkan Teguh karena turut dibawa ke atas panggung Srimulat. Gepeng misalnya, mengenakan kalung emas saat berperan sebagai pembantu. Ia sengaja membuka kancing atas bajunya agar kalung itu terlihat oleh penonton.
Baca Juga: Prime Video Umumkan Serial Komedi Global di Asia Tenggara LOL: Last One Laughing
Gepeng enggan memakai kostum pembantu dari kain blacu murahan yang disiapkan Srimulat. Ia memilih membeli sendiri pakaian pembantu dari kain berharga mahal. Selain itu, dalam monolog di panggung, Gepeng tak mau lagi dalam posisi berdiri sambil menyampirkan kain lap di pundaknya. Ia lebih suka duduk di sofa sambil mengangkat kaki.
“Perubahan itu membuat Pak Teguh kecewa karena tidak sesuai dengan perannya. Kan kurang pas kalau pembantu terlihat kaya,” kata Herry Gendut Janarto.
Gepeng sempat meninggalkan Srimulat pada 1986 karena berselisih menyangkut besaran honor yang diterima. Ia kemudian mendirikan grup baru yang diberi nama Suka Ria Gepeng Cs. Gepeng juga mendirikan grup kethoprak Budoyo Jati di Semarang. Tapi pada awal 1988 Gepeng balik lagi ke Srimulat sampai meninggal dunia delapan bulan kemudian,
Baca Juga: Grup Musik Rock, Feast Suarakan Kritik yang Dikemas dengan Komedi Lewat Single Politrik
Senjata api yang pernah dimiliki Gepeng itu salah satu peninggalannya yang dipamerkan museum. Peninggalan Gepeng lainnya berupa kostum pembantu kuning berseleret hitam lengkap dengan kain serbet dan kemucing. Tatang tak mempersoalkan benda-benda milik ayahnya itu dipajang untuk umum.
“Enggak apa-apa. Justru agar masyarakat tahu bahwa dulu banyak pelawak yang melegenda, termasuk almarhum Bapak,” kata Tatang yang juga anggota Srimulat.***