Kukuh S Wibowo: Kisah Srimulat dan Gepeng di Museum Srimulat, Bumiaji Kota Batu, Jawa Timur
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 11 Agustus 2024 00:25 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Langkah komedian Alfiansyah Komeng dan Tatang terhenti di depan kotak kaca berisi pistol dan tiga botol minuman keras merek Jack Daniels dan Black Label. Tatang menunjukkan senjata api itu pada Komeng. “Ya ini pistolnya. Asli ini,” kata dia di Museum Srimulat, Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Kamis petang, 8 Agustus 2024.
Tatang adalah putra Gepeng, pelawak top Aneka Ria Srimulat pada akhir ‘70’an hingga akhir 80’an. Momen itu terjadi usai pengguntingan pita peresmian museum dan para undangan diberi kesempatan melihat-lihat koleksinya. Komeng dan Tatang yang berjalan paling depan, mencapai kotak senjata api itu lebih dulu.
Komeng nempak mengangguk-angguk. Ia mengamati pistol berwarna hitam kecoklatan itu secara serius. Wajahnya didekatkan ke kotak kaca. Dalam penjelasan singkat yang tertera di museum itu, senjata api tersebut disimpan Gepeng pada 1983.
Baca Juga: Prime Video Umumkan Serial Komedi Global di Asia Tenggara LOL: Last One Laughing
Akibat memiliki senjata api itu, Gepeng pun harus berurusan dengan hukum. Ia diadili di Pengadilan Negeri Solo dan dijatuhi vonis lima bulan penjara. Namun ia segera bebas karena mendapatkan grasi Presiden Soeharto.
Mata Komeng ganti tertuju ke botol minuman keras. “Kalau ini peninggalan almarhum bukan?” kata dia.
Tatang pun menjawab bahwa tiga botol tersebut hanya untuk menambah koleksi museum saja. Secara berseloroh ia berujar bahwa minuman keras milik Gepeng pasti sudah dhabiskan semua. Kalau pun masih ada, ia sendiri yang akan meminum.
Baca Juga: Grup Musik Rock, Feast Suarakan Kritik yang Dikemas dengan Komedi Lewat Single Politrik
”Sayang sudah habis, ya, kalau masih ada harganya pasti sangat mahal nih (karena peninggalan Gepeng),” kata Komeng.
Herry Gendut Janarto dalam buku berjudul "Berpacu dalam Komedi & Melodi" (1990) menyebutkan bahwa bakat Fredy Aris alias Gepeng ditemukan oleh Teguh Slamet Rahardjo, pimpinan Srimulat, pada 1977. Ketika itu Srimulat yang sudah tenar di Surabaya sedang mengembangkan sayapnya ke Taman Bale Kambang, Solo.
Selain mendirikan Srimulat cabang Solo, Teguh juga membentuk grup kethoprak yang dinamakan Cokrojiyo. Dua kesenian ini main saban malam di Taman Bale Kambang dengan penonton yang sama banyaknya. Gepeng awalnya pengrawit kethoprak itu. Ia piawai memainkan kendang.
Baca Juga: Serial Komedi Terbaru LOL Indonesia: Yang Ketawa Kalah Bakal Tayang Mulai 11 Juli 2024
Suatu saat Teguh kekurangan pemain Srimulat karena pelawak yang semula akan ia mainkan sebagai "batur", tiba-tiba absen. Teguh pun meminta Gepeng menggantikan peran tersebut. Teguh tertarik pada lelaki muda bertubuh kerempeng itu karena celetukan-celetukannya di luar panggung jenaka.