DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Kukuh S Wibowo: Kisah Srimulat dan Gepeng di Museum Srimulat, Bumiaji Kota Batu, Jawa Timur

image
Komeng dan barang peninggalan Gepeng Srimulat di Museum Srimulat (Foto: Kukuh S Wibowo)

ORBITINDONESIA.COM - Langkah komedian Alfiansyah Komeng dan Tatang terhenti di depan kotak kaca berisi pistol dan tiga botol minuman keras merek Jack Daniels dan Black Label. Tatang menunjukkan senjata api itu pada Komeng. “Ya ini pistolnya. Asli ini,” kata dia di Museum Srimulat, Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Kamis petang, 8 Agustus 2024.

Tatang adalah putra Gepeng, pelawak top Aneka Ria Srimulat pada akhir ‘70’an hingga akhir 80’an. Momen itu terjadi usai pengguntingan pita peresmian museum  dan para undangan diberi kesempatan melihat-lihat koleksinya. Komeng dan Tatang yang berjalan paling depan, mencapai kotak senjata api itu lebih dulu.

Komeng nempak mengangguk-angguk. Ia mengamati pistol berwarna hitam kecoklatan itu secara serius. Wajahnya didekatkan ke kotak kaca. Dalam penjelasan singkat yang tertera di museum itu, senjata api tersebut disimpan Gepeng pada 1983.

Baca Juga: Prime Video Umumkan Serial Komedi Global di Asia Tenggara LOL: Last One Laughing

Akibat memiliki senjata api itu, Gepeng pun harus berurusan dengan hukum. Ia diadili di Pengadilan Negeri Solo dan dijatuhi vonis lima bulan penjara. Namun ia segera bebas karena mendapatkan grasi Presiden Soeharto.

Mata Komeng ganti tertuju ke botol minuman keras. “Kalau ini peninggalan almarhum bukan?” kata dia.

Tatang pun menjawab bahwa tiga botol tersebut hanya untuk menambah koleksi museum saja. Secara berseloroh ia berujar bahwa minuman keras milik Gepeng pasti sudah dhabiskan semua. Kalau pun masih ada, ia sendiri yang akan meminum.

Baca Juga: Grup Musik Rock, Feast Suarakan Kritik yang Dikemas dengan Komedi Lewat Single Politrik

”Sayang sudah habis, ya, kalau masih ada harganya pasti sangat mahal nih (karena peninggalan Gepeng),” kata Komeng.

Herry Gendut Janarto dalam buku berjudul "Berpacu dalam Komedi & Melodi" (1990) menyebutkan bahwa bakat Fredy Aris alias Gepeng ditemukan oleh Teguh Slamet Rahardjo, pimpinan Srimulat, pada 1977. Ketika itu Srimulat yang sudah tenar di Surabaya sedang mengembangkan sayapnya ke Taman Bale Kambang, Solo.

Selain mendirikan Srimulat cabang Solo, Teguh juga membentuk grup kethoprak yang dinamakan Cokrojiyo. Dua kesenian ini main saban malam di Taman Bale Kambang dengan penonton yang sama banyaknya. Gepeng awalnya  pengrawit kethoprak itu. Ia piawai memainkan kendang.

Baca Juga: Serial Komedi Terbaru LOL Indonesia: Yang Ketawa Kalah Bakal Tayang Mulai 11 Juli 2024

Suatu saat Teguh kekurangan pemain Srimulat karena pelawak yang semula akan ia mainkan sebagai "batur", tiba-tiba absen. Teguh pun meminta Gepeng menggantikan peran tersebut. Teguh tertarik pada lelaki muda bertubuh kerempeng itu karena celetukan-celetukannya di luar panggung jenaka.

Ternyata Gepeng justru melejit di panggung Srimulat. Ia tak tergantikan dari perannya sebagai pembantu.  Dan ketika Teguh punya proyek Srimulat Jakarta di Taman Ria Remaja, Senayan, pada 1980, Gepeng termasuk salah satu pelawak daerah yang diajak.

Di Jakarta karir Gepeng makin melesat. Ia menjelma sebagai selebritas. Ketenaran pelawak asal Muntilan, Magelang itu ditangkap produser film ibu kota. Ia diajak membintangi empat film berjudul Gaya Merayu (1980), Untung Ada Saya (1982), Gepeng Mencari Untung (1983), dan Gepeng Bayar Kontan (1983).

Baca Juga: Poster dan Trailer Film Drama Komedi, Seni Memahami Kekasih Resmi Dirilis IDN PIctures

Kehidupan gemerlap mebuat gaya hidup Gepeng berubah. Perubahan gaya hidup ini sempat dikeluhkan Teguh karena turut dibawa ke atas panggung Srimulat. Gepeng misalnya, mengenakan kalung emas saat berperan sebagai pembantu. Ia sengaja membuka kancing atas bajunya agar kalung itu terlihat oleh penonton.

Gepeng enggan memakai kostum pembantu dari kain blacu murahan yang disiapkan Srimulat. Ia memilih membeli sendiri pakaian pembantu dari kain berharga mahal. Selain itu, dalam monolog di panggung, Gepeng tak mau lagi dalam posisi berdiri sambil menyampirkan kain lap di pundaknya. Ia lebih suka duduk di sofa sambil mengangkat kaki.

“Perubahan itu membuat Pak Teguh kecewa karena tidak sesuai dengan perannya. Kan kurang pas kalau pembantu terlihat kaya,” kata Herry Gendut Janarto.

Baca Juga: Anda Ingin Jadi Komedian? Falcon Pictures Gelar Audisi Pencarian Bakat Comic 8 Revolution di 8 Kota Besar

Gepeng sempat meninggalkan Srimulat pada 1986 karena  berselisih menyangkut besaran honor yang diterima. Ia kemudian mendirikan grup baru yang diberi nama Suka Ria Gepeng Cs. Gepeng juga mendirikan grup kethoprak Budoyo Jati di Semarang. Tapi pada awal 1988 Gepeng balik lagi ke Srimulat sampai meninggal dunia delapan bulan kemudian,

Senjata api yang pernah dimiliki Gepeng itu salah satu peninggalannya yang dipamerkan museum. Peninggalan Gepeng lainnya berupa kostum pembantu kuning berseleret hitam lengkap dengan kain serbet dan kemucing. Tatang tak mempersoalkan benda-benda milik ayahnya itu dipajang untuk umum.

“Enggak apa-apa. Justru agar masyarakat tahu bahwa dulu banyak pelawak yang melegenda, termasuk almarhum Bapak,” kata Tatang yang juga anggota Srimulat.***

Sumber: WhatsApp Grup Keluarga Kompas

Berita Terkait