DECEMBER 9, 2022
Internasional

Polisi Inggris Diminta Lindungi Masjid Jelang Demo Sayap Kanan, Terkait Rumor Pembunuhan Oleh Muslim

image
Polisi di seluruh Inggris diminta melindungi masjid dan akomodasi pencari suaka guna mengantisipasi setidaknya 19 aksi demonstrasi dalam waktu dekat/HO-Anadolu/www.aa.com.tr

ORBITINDONESIA.COM - Polisi di seluruh Inggris diminta untuk melindungi masjid dan akomodasi pencari suaka sebagai persiapan untuk menghadapi setidaknya 19 demonstrasi sayap kanan dalam beberapa hari mendatang.

Permintaan peningkatan keamanan datang dari para pemimpin komunitas menyusul aksi demo penuh kekerasan yang menyebar dari Southport hingga ke kota-kota, termasuk London, Manchester, dan Aldershoot, setelah adanya insiden penikaman di klub liburan anak-anak pada Senin, 29 Juli 2024.

Kerusuhan meningkat ketika rumor tanpa dasar yang beredar di dunia maya mengeklaim bahwa tersangka pembunuhan di Southport adalah Muslim, menyebabkan serangan terhadap masjid-masjid di Southport dan Hartlepool pada Selasa dan Rabu, 31 Juli 2024.

Baca Juga: Para Pemimpin Eropa Nyatakan Kegembiraan Atas Hasil Pemilu Prancis, Setelah Pemilu di Inggris

Tersangka diidentifikasi pada Kamis,1 Agustus 2024 sebagai Axel Rudakubana yang berusia 17 tahun.

Aksi demo juga menyasar akomodasi pencari suaka di Manchester dan Aldershot, dimana pengunjuk rasa mengacungkan plakat dengan pesan seperti "deportasi mereka, jangan dukung mereka" dan "tidak ada apartemen untuk imigran ilegal."

Di pusat kota London, demonstran melemparkan suar dan kaleng sambil berseru "atur Britania Raya", "selamatkan anak-anak kita", dan slogan pemerintah Konservatif sebelumnya, "Hentikan perahu".

Baca Juga: Ketegangan di Kawasan Meningkat, Maskapai Penerbangan AS, Inggris Batalkan Penerbangan ke Israel

Menanggapi kekacauan situasi Perdana Menteri Keir Starmer melakukan sidang darurat pada Kamis dengan para pemimpin polisi di Downing Street.

Dia mengumumkan pembentukan unit gangguan kekerasan nasional yang baru.

Unit ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengumpulan data intelijen mengenai "pengacau ekstremis" dan meningkatkan koordinasi dan respons cepat di berbagai wilayah untuk mencegah dan mengendalikan kerusuhan dengan lebih efektif.***

Sumber: Antara

Berita Terkait