DECEMBER 9, 2022
Internasional

Penjabat Presiden Myanmar, Myint Shwe Alihkan Tugas ke Kepala Junta Militer Karena Sakit Parah

image
Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, menghadiri parade militer untuk memperingati 78 tahun angkatan bersenjata Myanmar di Naypyidaw, Myanmar, Senin, 27 Maret 2023. ANTARA/Xinhua/Myo Kyaw Soe/am.

ORBITINDONESIA.COM - Penjabat Presiden Myanmar Myint Shwe telah mengalihkan tugasnya kepada kepala junta militer setelah mengalami sakit parah, lapor media setempat pada Selasa, 23 Juli 2024.

Myint Shwe, pemimpin Myanmar berusia 73 tahun itu sudah tidak mampu mengatur urusan negara atau melakukan tugas pokok sehari-hari, setelah diketahui menderita kelainan saraf yang parah serta kekurangan gizi.

Tugas-tugas Myint Shwe yang berkaitan dengan urusan pertahanan dan keamanan nasional telah diserahkan kepada ketua Dewan Pemerintahan Negara Myanmar, yaitu junta militer yang memerintah sejak kudeta 2021, menurut laporan media berita Myanmar, Eleven. 

Baca Juga: Kepala BNN RI Marthinus Hukom: Banyak Narkoba di Indonesia Berasal dari Myanmar dan Afganistan

Pekan lalu, kementerian informasi negara itu mengumumkan bahwa Swe menjalani perawatan medis secara reguler dari tim dokter spesialis. Swe didiagnosis menderita perlambatan psikomotor dan gizi buruk sejak awal 2023.

"Dia menderita gangguan neurologis dan neuropati perifer,” kata kementerian tersebut, seraya mengungkapkan bahwa Swe tidak dapat melakukan aktivitas normal sehari-hari, termasuk makan.

Perkembangan itu diketahui sepekan sebelum dewan negara menjadwalkan pertemuan untuk memperbarui keadaan darurat yang diberlakukan sejak militer Myanmar merebut kekuasaan pada Februari 2021.

Baca Juga: Akibat Konflik di Myanmar, Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar dan Bangladesh

Sebelumnya, Swe menjabat sebagai wakil presiden di bawah pemerintah demokrasi terpilih Aung San Suu Kyi.

Suu Kyi, penerima Hadiah Nobel Perdamaian, adalah pemimpin de facto Myanmar sebelum ia digulingkan dalam kudeta militer pada Februari 2021.

Pascakudeta, militer menunjuk Myint Swe sebagai penjabat presiden, yang berarti mendepak Suu Kyi beserta partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpinnya.***

Sumber: Antara

Berita Terkait