Hizbullah Kini Menjadi Kelompok Militan Terbesar dan Bersenjata Paling Berat di Timur Tengah
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 04 September 2022 10:30 WIB
ORBITINDONESIA — Empat puluh tahun sejak Hizbullah didirikan pada puncak invasi Israel tahun 1982 ke Lebanon, kelompok tersebut telah berubah dari organisasi rongsokan menjadi kelompok militan terbesar dan bersenjata paling berat di Timur Tengah.
Hizbullah, yang dipersenjatai dan didanai Iran, yang telah merayakan peringatan 40 tahun itu dengan upacara di bentengnya. Hizbullah mendominasi politik Lebanon dan memainkan peran penting dalam menyebarkan pengaruh Teheran ke seluruh dunia Arab.
Tetapi kelompok Muslim Syiah, yang pernah dipuji di seluruh dunia Arab karena tak henti-hentinya melawan Israel, menghadapi kritik mendalam di berbagai bidang. Di dalam negeri di Lebanon, sebagian penduduk menentang cengkeraman Hizbullah pada kekuasaan dan menuduhnya menggunakan ancaman kekuatan untuk mencegah perubahan.
Baca Juga: Lawan Fiorentina, Juventus Petik Satu Poin dari Artemio Franchi
Pihak Barat, khususnya AS, membenci intervensi militer Hizbullah di Irak dan dalam perang saudara Suriah, di mana Hizbullah membantu menyeimbangkan kekuatan demi mendukung pasukan Presiden Bashar Assad.
Tidak ada tanggal spesifik kapan Hizbullah didirikan. Kelompok ini bermula sebagai sekelompok kecil pejuang bayangan, yang dibantu oleh Pengawal Revolusi paramiliter Iran. Tetapi kelompok itu mengatakan, itu terjadi selama musim panas 1982.
Perayaan HUT 40 tahun pada 2022 ini terjadi ketika para pejabat Hizbullah telah memperingatkan kemungkinan perang baru dengan Israel atas perbatasan laut kaya gas, yang disengketakan antara Lebanon dan Israel.
Selama bertahun-tahun, Hizbullah telah meningkatkan kekuatan militernya. Hizbullah membanggakan diri memiliki 100.000 pejuang terlatih.
Baca Juga: Hasil Liga Italia: AC Milan Menang Dramatis Melawan Inter Milan di San Siro
Dan sekarang pemimpinnya mengatakan, mereka memiliki rudal berpemandu presisi yang dapat menyerang di mana saja di Israel, dan mencegah kapal mencapai pantai Mediterania Israel. Serta memiliki pesawat tanpa awak canggih, yang dapat menyerang atau mengumpulkan data intelijen.