Karto Bugel: Parpol Apa Mobil Omprengan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 03 September 2022 08:15 WIB
Bisa karena malas, mahal, saling iri dan cemburu, nepotisme dan hingga banyak alasan lain. Bila hadir seperti alamiah sifat, pada setiap dirinya termaktub makna super sehingga tak ada orang lain boleh lebih hebat dari dirinya.
Lihat saja peran subyektifitas dari para Ketum nya sendiri. Mereka sulit legowo saat memberi. Mereka juga sering mudah distracted pada penglihatan bahwa rumput tetangga lebih baik.
Baca Juga: Seorang WNI Asal Jawa Tengah di Jepang Bunuh Diri
Kini hal seperti itu telah menjadi cara dan kebiasaan. Mereka terlihat seperti produk yang malas menanam, anehnya, tapi ingin turut memanen. Luar biasanya, tanpa adab dan malu, mereka ingin panenan terbaik, terhebat dari bibit paling menjual.
Kepopuleran Andika Perkasa, Anies dan Ganjar membuat Nasdem tersungkur pada rasa minder. Tak ada bibit pernah mereka semai maka tak ada panen telah membuat partai yang berumur 11 tahun dengan dua kali pemilu itu ingin menjemput untung.
Tiga sosok dengan ukuran survey memiliki elektabilitas tinggi itu mereka anggap pantas untuk ditumpangi. Anehnya dengan cara menjadi penumpang dari mobil sah dan terdaftar sebagai alat angkut 2024.
Pun PAN, partai tua, partai senior seumur reformasi itu juga tak pernah belajar cara membibit. Ga tanggung-tanggung, semua nama yang muncul dan terpikir memiliki potensi, diambilnya. Konon di sana ada 9 nama mereka sebut.
Baca Juga: Bali United Sukses Raih 3 Poin, Nadeo Argawinata: Sulit Menang di Markas Persebaya Surabaya
Meski ada sedikit rasa PeDe nama ketum nya juga disebut, itu lebih terlihat seperti basa basi belaka. Partai berumur 24 tahun itu masih seperti bayi kemarin sore yang tak tahu bahwa kehadirannya seharusnya adalah sebagai pusat bibit pemimpin. Kini, partai itu, tak kurang dan tak lebih, dia hanya seperti broker saja.
Ya, dua partai itu tak kurang dan tak lebih justru terlihat sedang menaiki bukan seperti seharusnya sebuah kendaraan politik. Dia seperti sedang berusaha numpang hidup dari kader orang lain.