Karto Bugel: Parpol Apa Mobil Omprengan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 03 September 2022 08:15 WIB
Yang lain, yang warna dan tipikalnya mirip dua partai itu, yang hanya ingin sekedar eksis belaka hingga tahun 2024, pasti akan segera menyusul. Itu hanya soal waktu saja.
"Tapi bukankah mereka begitu karena ada aturan Presidential Threshold yang 20 persen itu?"
Ketika Nasdem, Demokrat dan PKS bergabung misalnya, dan setelah mereka bergabung lalu bertiga sepakat mengusung si A atau si B, bagus-bagus capres dan cawapresnya berasal dari salah satu dari gabungan 3 partai tersebut, itu masuk akal.
Pada Nasdem misalnya, tampakkah pola tersebut? Bukankah pada Partai itu justru seolah terbalik? Dia justru sibuk kumpulkan sosok terkenal sebagai penumpang dan baru kemudian cari partner untuk terpenuhinya PT 20 persen itu?
Anehnya, dari 3 bacapres tersebut, tak ada satupun adalah kadernya. Yang kemudian dia tawarkan, adakah satu saja nama berasal dari pembibitannya? Apakah itu justru tak terlihat seperti calo belaka?
Seharusnya, karena satu dan lain hal undang-undang telah membuat parpol seolah menjadi satu-satunya kendaraan bagi rakyat bila ingin menjadi Kepala Daerah dan Kepala Negara, dia menjadi pusat pembibitan.
Baca Juga: Madura United Taklukkan Persita Tangerang di Pekan ke 8 Liga 1 2022 - 2023
Maka, nalar sederhana pun langsung berkata bahwa tugas pengkaderan para calon pemimpin seharusnya memang berasal dari parpol. Bahwa hal itu kini tak terjadi, itu adalah kegagalan perpolitikan kita.
"Kenapa bisa begitu?"