Luhut Panjaitan: Indonesia dan China Tingkatkan Kerja Sama Transisi Energi Melalui CBL dan IBC
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 15 Juni 2024 03:57 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti proyek antara CBL dengan IBC (Indonesia Battery Corporation) di Buli, Maluku Utara sebagai bentuk kerja sama antara Indonesia dengan China dalam sektor transisi energi dan industri.
"Saya harap NDRC dapat mendukung kerja sama antara CBL (Contemporary Brunp Lygend Co Ltd) dan IBC untuk produksi proyek battery materials dan proyek battery recycling di kawasan industri Buli, Maluku Utara,” ujar Luhut Panjaitan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, 14 Juni 2024.
Pernyataan Luhut Panjaitan tersebut ia sampaikan dalam kunjungannya ke Beijing, China. Ia menekankan pentingnya kerja sama dengan China dalam berbagai sektor, termasuk transisi energi dan industri.
Baca Juga: Luhut: Elon Musk akan Datang ke Jakarta September atau Oktober 2023
Oleh karena itu, Luhut mengungkapkan harapannya terhadap dukungan NDRC (National Development and Reform Co) China, yang diketuai oleh Zheng Shanjie, untuk mendukung proyek pengembangan baterai di kawasan industri Buli, Maluku Utara.
CBL, atau Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd., didirikan pada Oktober 2020, yang merupakan kolaborasi antara Ningbo Brunp Contemporary Amperex Co., Ltd., Ningbo Lygend New Energy Co., Ltd., dan Ningbo Meishan Free Trade Port Ruiting Investment Co., Ltd.
Proyek ini berfokus pada pengembangan industri baterai kendaraan listrik dengan investasi sebesar 5,9 miliar dolar AS.
Baca Juga: Luhut B Pandjaitan: Indonesia Miliki Banyak Potensi Penyimpanan Emisi Karbon
Investasi ini mencakup pengembangan teknologi baterai, integrasi sumber daya dari tambang nikel, hingga produksi dan daur ulang baterai.
CATL, pemegang saham utama Ningbo Brunp, memiliki teknologi baterai dengan kapasitas produksi 170,39 GWh pada akhir 2021.
Proyek CBL di kawasan industri Buli, yang mencakup 2.000 hektar, akan menjadi pusat produksi dan layanan sumber daya baterai kendaraan listrik. Proyek ini mencakup bijih nikel laterit, produk turunan nikel, bahan baku baterai energi baru, serta daur ulang baterai.
Baca Juga: Luhut B Pandjaitan: Presiden Jokowi akan Perkenalkan Presiden Terpilih kepada Pemimpin Dunia
Dengan integrasi sumber daya dan teknologi serta dukungan dari kedua pemerintah, proyek ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia dalam industri baterai global dan memperkuat kerja sama ekonomi dan teknologi antara Indonesia dan China. ***