DECEMBER 9, 2022
Internasional

Satelit Mata-mata Korea Utara Gagal Diluncurkan, China Harap Semenanjung Korea Tetap Stabil

image
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kepada media di Beijing pada Selasa, 28 Mei 2024. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

ORBITINDONESIA.COM - China berharap Semenanjung Korea tetap stabil meski Korea Utara gagal meluncurkan roket baru yang membawa satelit pengintai militer, akibat ledakan roket di udara selama penerbangan tahap pertama.

"Kami percaya bahwa memastikan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan melakukan penyelesaian politik untuk masalah Semenanjung Korea akan memberikan manfaat bagi kepentingan bersama semua pihak. Dan kami menyerukan semua pihak untuk melakukan upaya konstruktif demi mencapai tujuan ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kepada media di Beijing pada Selasa, 28 Mei 2024.

Roket yang membawa satelit, Malligyong-1-1, meledak setelah lepas landas dari Landasan Peluncuran Satelit Sohae di pantai barat laut Korea Utara pada Senin, 27 Mei 2024.

Baca Juga: Jubir Deplu Matthew Miller: AS Prihatin Luar Biasa tentang Kecurigaan Kerja Sama Militer Korea Utara dan Iran

Peluncuran tersebut dilakukan hanya beberapa jam setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri Li Qiang mengadakan pertemuan puncak trilateral di Seoul, Korsel dan menegaskan kembali komitmen mereka mendorong perdamaian di Semenanjung Korea.

"Posisi dasar China mengenai masalah Semenanjung Korea tetap tidak berubah," tegas Mao Ning.

Sementara mengenai hasil pertemuan puncak trilateral ke-9 antara China, Jepang dan Korea Selatan pada Senin, 27 Mei 2024, Mao Ning mengatakan ketiga negara menegaskan kembali posisi masing-masing mengenai perdamaian dan stabilitas regional dan denuklirisasi Semenanjung Korea.

Baca Juga: Di Tengah Dugaan Kerja Sama Senjata, Korea Utara Kirim Delegasi ke Iran

"Ketiga pemimpin sepakat untuk terus melakukan upaya positif untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan mengupayakan penyelesaian lewat jalur politik soal Semenanjung Korea demi menguntungkan semua pihak. Hal itu memerlukan upaya konstruktif dari semua pihak," ungkap Mao Ning.

China adalah mitra dagang terbesar dan sekutu diplomatik penting bagi Korea Utara.

China sejak lama tidak berkomentar atas Pyongyang mengenai uji coba senjatanya dan malah berkomentar mengenai latihan bersama Amerika Serikat-Korea Selatan yang dinilai dapat meningkatkan ketegangan.

Baca Juga: Adik Perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong Tepis Kecurigaan tentang Ekspor Senjata Korea Utara ke Rusia

Pyongyang sebelumnya memberi tahu Jepang tentang rencana peluncuran satelit sebelum 4 Juni dan menetapkan tiga wilayah, di mana puing-puing roket akan jatuh, sebagai tindakan pencegahan demi keselamatan.

Peluncuran terjadi pada hari pertama dari jendela peluncuran delapan hari.

Korea Utara juga berencana meluncurkan tiga satelit ke orbit tahun ini.

Baca Juga: Militer Korea Selatan Deteksi Sinyal Korea Utara Sedang Bersiap Luncurkan Satelit Pengintai

Pada November 2023, mereka berhasil menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit. Aksi itu menuai kecaman dari komunitas internasional termasuk AS yang menuding tindakan itu jelas-jelas melanggar sanksi PBB.

PBB melarang Korut meluncurkan satelit apa pun karena menganggapnya sebagai kedok untuk menguji teknologi rudal jarak jauh. Korut dengan tegas menyatakan mereka mempunyai hak untuk meluncurkan satelit dan menguji rudal. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait