Pakar Politik Keamanan Unpad, Muradi: Beli Alutsista untuk Tangani Papua Harus Sesuai Karakter Wilayah
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 11 Mei 2024 07:02 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Muradi berpendapat, alokasi anggaran khusus untuk penanganan Papua, yang di antaranya untuk membeli beberapa alat utama sistem senjata (alutsista), harus menyesuaikan karakter wilayah penugasan.
“Misalnya pembelian untuk helikopter. Nah, helikopternya ya harus sesuai dengan kontur karakteristik wilayah Papua. Jangan nanti beli, misalnya beli bekas, kalau mau coba beli bekas, helikopter-helikopter tempur yang biasa dipakai di gurun misalnya, kan dua hal yang berbeda,” kata Muradi saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat., 10 Mei 2024.
Muradi menjelaskan, pembelian alutsista yang bisa digunakan sesuai dengan karakteristik wilayah Papua sangat diperlukan mengingat terdapat waktu yang dibutuhkan untuk menunggu kedatangan alutsista jika alatnya baru, bukan bekas.
Baca Juga: Tokoh Masyarakat Adat, Yanto Eluay: 1 Mei 1963 Adalah Awal Mula Pembangunan Papua
“Menurut saya, simpel sebenarnya, pembelian tersebut itu kan tidak menyelesaikan untuk satu-dua tahun dari sekarang, ya, maka yang diperlukan Papua itu boleh diberlakukan, tetapi perlu ada prasyarat ya,” ujarnya.
Sementara itu, Muradi menilai pembelian pesawat nirawak atau drone saat ini lebih diperlukan ketimbang membeli helikopter maupun pesawat.
“Drone itu kan sekarang sudah bisa dimanfaatkan. Kenapa kemudian itu tidak diprioritaskan ketimbang beli heli misalnya kan? Saya kira menerbangkan drone untuk surveillance (pengawasan), untuk tanda kutip bahkan pengeboman misalnya dalam hal terbatas, ya, penyerangan terbatas, itu bisa dilakukan. Itu jauh lebih murah kalau memang itu mau cepat,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini situasi di Papua membutuhkan aksi cepat untuk dapat melumpuhkan wilayah gerak dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa pembelian alutsista dengan anggaran khusus tersebut harus menyesuaikan pengembangan geopolitik dan wilayah militer di Papua ke depan.
“Belinya jangan menyesuaikan dengan uang, tetapi menyesuaikan dengan wilayah, apa target wilayah yang mau dilakukan? Karena kalau enggak, saya kira pembeliannya akan menjadi masalah baru, kenapa? Karena nanti penggunaannya umum saja,” katanya.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI mengatakan bahwa telah mengajukan alokasi anggaran khusus untuk penanganan Papua yang di antaranya diperuntukkan membeli sejumlah alutsista, seperti helikopter, pesawat, dan sensor.