Tiga Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 11 Mei 2024 06:47 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Program Memori Dunia bagian Asia Pasifik (Memory of the World Regional Committee for Asia and the Pacific atau MOWCAP) memasukkan tiga warisan dokumenter Indonesia ke dalam daftar register regional MOWCAP, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB atau UNESCO.
Ketiga warisan dokumenter tersebut adalah arsip Indarung I Semen Padang sebagai pabrik semen pertama di Asia Tenggara yang diajukan oleh PT Semen Padang.
Lalu, arsip Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia tahun 1887-1986 yang diajukan oleh pemerintah provinsi Jawa Timur dan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI).
Baca Juga: Hampir Setahun, Akhirnya Gamelan Punya Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda dari UNESCO
Terakhir, manuskrip Tambo Tuanku Imam Bonjol yang diusulkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) dan pemerintah provinsi Sumatra Barat.
"Arsip PT Semen Padang formatnya adalah kertas, foto dan peta. Sedangkan arsip Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia berbentuk kertas dan foto sementara naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol berbentuk buku yang ditulis di atas kertas pada 1841 oleh anaknya," kata Plt. Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto yang dihubungi dari Beijing, China pada Jumat, 10 Mei 2024.
Keputusan tiga warisan dokumenter Indonesia masuk ke daftar register regional MOWCAP berdasarkan Pertemuan Umum ke-10 MOWCAP yang berlangsung di Ulan Bator, Mongolia pada 6-10 Mei 2024 yang dihadiri langsung oleh Imam Gunarto.
Baca Juga: Wayang Orang Pandowo Boyong Oleh TNI AL Diapresiasi UNESCO
"Manfaatnya bagi Indonesia adalah peradaban kita diakusi secara internasional sebagai bagian yang menjadi memori dunia dan dapat dimanfaatkan sebagai diplomasi internasional," tambah Imam.
Untuk arsip Indarung I Semen Padang sebagai pabrik semen pertama di Asia Tenggara, menurut Imam berisi bagaimana pendirian dan operasionalisasi PT Semen Padang sebagai pabrik semen pertama di Asia Tenggara pada 1920 sehingga berperan dalam pembangunan infrastruktur.
"Semen yang dihasilkan bukan hanya digunakan oleh Hindia Belanda saat itu, melainkan juga diekspor ke negara lain di kawasan Asia Pasifik. Karena perannya di kawasan itu maka arsip Semen Padang punya nilai signifikansi sejarah perkembangan infrastruktur dan perekonomian pada masa Hindia Belanda," ungkap Imam.
Baca Juga: Valletta Terancam Kehilangan Status Situs Warisan Dunia UNESCO, Pemerintah Dinilai Abai
Arsip kedua adalah penelitian gula pada 1886 yang menceritakan hama terhadap tanaman tebu di dunia saat itu.