PM Israel Benjamin Netanyahu Sebut Tuntutan Gencatan Senjata Hamas Tak Dapat Diterima
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 06 Mei 2024 00:15 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi pada Minggu, 5 Mei 2024, bahwa pemerintahannya siap mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas, yang dituduhnya membuat tuntutan yang tidak dapat diterima.
“Hamas terus mengajukan tuntutan ekstrem. Tuntutan utama mereka adalah kami menarik seluruh pasukan kami dari Jalur Gaza, mengakhiri perang dan membiarkan Hamas sendirian. Negara Israel tidak dapat menerima persyaratan ini,” kata Netanyahu melalui pesan video.
Selama putaran terakhir perundingan tidak langsung dengan Hamas, sebutnya, pemerintah Israel menunjukkan kesiapannya untuk membuat konsesi, yang digambarkan sebagai tindakan murah hati oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Baca Juga: Mesir Ungkap Proposal Baru untuk Gencatan Senjata di Gaza, Minta Israel dan Hamas Merespons
Meskipun demikian, Perdana Menteri Israel menekankan, pemerintahnya tidak akan pernah menyerah pada tujuan militernya di Gaza. Dia mengatakan penarikan mundur Israel dari Gaza berarti penyerahan diri Israel dan kemenangan besar bagi Hamas dan Iran.
Ia menegaskan, Israel telah dan masih siap untuk membuat kesepakatan mengenai jeda pertempuran untuk memastikan pembebasan orang-orang Israel yang diculik.
Israel melakukan upaya tersebut, lanjutnya, demi membebaskan 124 sandera dan kemudian akan kembali berperang.
Baca Juga: John Kirby: Gedung Putih Belum Terima Tanggapan Hamas Tentang Usulan Gencatan Senjata di Gaza
“Kami telah menghabiskan beberapa minggu terakhir untuk mengatasi hal tersebut. waktu untuk mencapai kesepakatan yang akan membawa kembali orang-orang yang diculik,” ucapnya.
Adapun sebelumnya Hamas sedang mempertimbangkan proposal baru untuk kesepakatan penyanderaan yang diajukan oleh Mesir, yang mengharuskan pelepasan 33 sandera Israel sebagai imbalan atas gencatan senjata sementara di Jalur Gaza.
Proposal yang disusun dengan bantuan Israel, terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama dari perjanjian tersebut mencakup pembebasan 20-33 sandera selama beberapa minggu, dengan imbalan jeda pertempuran dan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel.
Baca Juga: TV Arab Saudi, Al Hadath: Hamas Setuju untuk Bebaskan 33 Warga Israel yang Disandera
Durasi gencatan senjata bisa diperpanjang dengan bergantung pada jumlah sandera yang dibebaskan. Kemudian, sebagai bagian dari kesepakatan tahap kedua, Hamas diminta untuk menukar sandera yang tersisa, termasuk tentara Israel dan jenazahnya dengan lebih banyak lagi tahanan Palestina. ***