ANNAS dan Abainya Para Pejabat Soal Geopolitik
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 01 September 2022 13:10 WIB
ORBITINDONESIA - Beberapa pejabat yang digaji negara, antara lain Walikota Bandung, H. Yana Mulyana, S.E., Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, perwakilan Dansesko TNI, Camat Lengkong, dan Kapolsek Lengkong diberitakan menghadiri peresmian “gedung dakwah ANNAS”.
Kepanjangan ANNAS adalah “Aliansi Nasional Anti Syiah". Sebagian tokoh ANNAS punya rekam jejak hitam soal Suriah. Menurut info yang saya dapat, ANNAS ini organisasi tanpa bentuk, tidak ada SK Kemenkumham-nya. Tanah dan gedung dakwahnya atas nama siapa? Entah.
Lalu, kok pejabat negara yang digaji dengan uang rakyat mau meresmikannya untuk ANNAS?
Kemungkinan jawabannya ada dua: (A) mereka dengan sadar sepenuhnya ingin mengadu domba umat Islam, atau (B) mereka abai geopolitik, tidak paham apa bahayanya narasi ala ANNAS.
Kalau jawaban (A) yang benar, silakan pihak berwenang (Densus/BNPT) yang mengurus. Saya mau menulis untuk kategori (B) saja, barangkali bermanfaat untuk para pejabat lainnya supaya tidak tersandung batu yang sama.
ANNAS didirikan tahun 2014, ketika Perang Suriah sedang panas-panasnya. Sebagian ustadz pendirinya punya rekam jejak menyebarluaskan narasi hoaks “Kaum Sunni di Suriah dibantai Syiah, karena itu hati-hati dengan umat Syiah di Indonesia!”
(dan seiring dengan narasi ini, gerombolan pengepul donasi pun bergerak, “kumpulkan donasi terbaik Anda untuk rakyat Suriah.”)
Baca Juga: Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Maut di Bekasi Sudah DItahan Polisi Namun Belum Diperiksa
Nah, buat apa sih, para ustadz terkenal itu sibuk mengimpor konflik Suriah di Indonesia? Jawabannya: untuk kepentingan politik pribadi, penggalangan dana untuk Suriah (sebagian masuk ke kas sendiri), dan untuk perekrutan jihadis di Suriah.