Amanda Gorman: Puisi yang Menggetarkan Capitol
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 01 September 2022 18:10 WIB
Melalui puisinya, dia menyuarakan soal isu keadilan rasial di Amerika Serikat.
Ada ruang untuk kesedihan dan kengerian, bersamaan dengan harapan dan persatuan dan juga nafas kegembiraan yang dikemas dengan indah dalam puisinya.
We’ve learned that quiet isn’t always peace, and the norms and notions of what “just” is isn’t always justice.
Baca Juga: Joan Mir Resmi Bergabung dengan Tim Pabrikan Honda
And yet the dawn is ours before we knew it.
Somehow we do it.
Somehow we weathered and witnessed a nation that isn’t broken, but simply unfinished.
We, the successors of a country and a time where a skinny Black girl descended from slaves and raised by a single mother can dream of becoming president, only to find herself reciting for one.
Baca Juga: Kenaikan BBM Tampaknya Adalah Suatu Keharusan Demi Selamatkan Keuangan Negara
And, yes, we are far from polished, far from pristine, but that doesn’t mean we are striving to form a union that is perfect.