Erizeli Bandaro Membahas Pernyataan Mahfud MD dan Komaruddin Simanjuntak
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 29 Agustus 2022 02:40 WIB
"Anda bayangkan. Seorang Mahfud yang jelas Menko Polhukam masih menggunakan Politik Hukum untuk mendapatkan kebenaran sebagaimana perintah Presiden. Nah apalagi seorang Komaruddin Simanjuntak.
Dia hanya lawyer keluarga Josua. Dia tahu yang dia hadapi tidak sederhana. Lawannya berat. Engga percaya? Seorang FS yang sudah mengaku membunuh, masih berani banding atas pemecatan tidak hormatnya.
Apa artinya? Bahwa di belakang dia ada kekuatan besar dan dia mungkin sangat yakin kekuasaan itu lebih besar dari kekuasaan Presiden RI," kata teman.
Baca Juga: Akaha Taufan Aminudin: Dalam Lipatan Perut Yogyakarta
"Mengapa Komaruddin bicara melebar kemana mana. Soal Taspen lah. Soal dana Pemilu lah. Soal Judi dan lainnya. Mengapa?" tanya saya
“Itu dia bicara tentang contoh kasus yang pernah dia hadapi dan informasi yang bisa dia pertanggung jawabkan kebenarannya. Narasi itu hanya ingin meyakinkan kepada publik bahwa tidak mudah mendapatkan kebenaran di republik ini. Apalagi keadilan.
Kemanapun melapor, akan tabrak tembok tebal. Dan lagi dia tidak bicara kalau tidak ditanya wartawan. Ya itu dia sampaikan sekedar memperkuat argumen bahwa hukum itu sedang dipermainkan,” Kata teman.
Tampa dukungan rakyat luas lewat media massa, tidak mungkin perintah Jokowi bisa dilaksanakan dengan baik. Bisa saja keputusan pengadilan justru meringankan FS dan lainnya. Dan ini akan jadi bad legacy bagi Jokowi.
Baca Juga: Jusuf Mahdi: Bangkit Lebih Kuat, Bukan Hanya Slogan Tanpa Makna
Akan sulit mendapatkan simpati rakyat bila Jokowi mengendorse calon Presiden. Dan saya percaya bahwa apa yang terjadi dalam kasus FS dan POLRI sebenarnya Jokowi sedang melakukan perang mental.