Denny JA: Satu Islam, Dua Jadwal Puasa, Dua Jadwal Idul Fitri: Perlunya Kalender Hijriah
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 11 Maret 2024 08:10 WIB
Tentang belum ada kalender global hijriah disebabkan bukan di level ilmu pengetahuan. Tapi itu ada di level pilihan interpretasi aturan, dan di level ego nasionalisme, atau ego organisasi kemasyarakatan.
Padahal semua perbedaan itu berangkat dari aturan yang sama, hadis Nabi Muhammad:
“Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Jika terhalang maka genapkanlah (istikmal) menjadi 30 hari".
Baca Juga: Ikuti Analisis LSI Denny JA tentang Hasil Pilpres 2024 Hari Ini Pukul 15.00 WIB di Zoom Meeting
Masalahnya bagaimana melihat hilal itu? Haruskah dengan mata telanjang? Atau bisa dibantu oleh teknologi supercanggih seperti teleskop dan satelit?
Dengan datangnya ilmu pemgetahuan, yang di era hidup Nabi ilmu itu belum ada, bolehkah hilal itu dihitung secara kalkulasi matematis dan astronomis saja?
Bukankah secara keilmuan gerak benda alam raya hingga 50 tahun ke depan sudah bisa diketahui?
Bisakah diterapkan apa yang disebut dengan transfer imkan rukyat?
Keterlihatan atau kemungkinan terlihat hilal di suatu tempat di muka bumi diberlakukan (ditransfer) ke seluruh dunia?
Bisakah bumi secara keseluruhan dilihat sebagai satu kesatuan matlak (zona waktu saja)?
Bumi sebagai satu matlak, sehingga apabila di suatu tempat di mana pun di muka bumi telah terjadi imkan rukyat, sudah terlihat hilal, maka itu dipandang berlaku bagi seluruh kawasan muka bumi?