Dokter Anak Agung Arie Widyastuti: Pasien Diabetes yang Melewatkan Sahur Bisa Berisiko Hipoglikemia
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 06 Maret 2024 02:53 WIB
Nantinya dokter akan memberikan rekomendasi termasuk cara menyesuaikan minum obat, nutrisi yang perlu dipenuhi saat berbuka puasa dan sahur serta waktu penyuntikan insulin.
"1,5 bulan sebelumnya (berpuasa) sebaiknya dokter sudah menilai, bagaimana penyesuaian obat, nutrisi dan aktivitas fisik. Atau suntik insulin, harus didiskusikan dengan dokter," kata Arie
Di sisi lain, dia mengingatkan pasien agar tetap memeriksa kadar gula darahnya kala berpuasa, apalagi pemeriksaan ini tidak membatalkan puasa.
Baca Juga: Biar Sehat di Kala Puasa, Dokter Edi Hidayat: Pengidap Diabetes agar Berolahraga Setelah Berbuka
"Lalu, kiat lainnya mengakhirkan sahur dan menyegerakan untuk berbuka Jangan lupa berolahraga setelah berbuka," tutur Arie.
Arie menyarankan pasien diabetes membatalkan puasa kala mengalami hipoglikemia agar tidak mengalami risiko kesehatan yang lebih berat. Begitu pula bila saat glukosa darah lebih dari 300 mg/dL.
"Kalau sudah berat, jangan dipaksakan (tetap berpuasa). Atau tanda-tanda penyakit akut lainnya, misalnya, demam tinggi, sesak napas, nyeri dada juga sebaiknya menghentikan puasa," kata dia.
Baca Juga: Kunci untuk Mengobati Penyakit Diabetes Secara Tuntas
Lalu, saat pasien mengalami hipoglikemia ditandai tanda peringatan dini seperti pucat, berkeringat, berdebar-debar, maka harus segera memeriksa kadar gula darah dengan glukometer.
Penanganan hipoglikemia didasarkan gejalanya yakni ringan atau berat. Gejala ringan bisa ditangani dengan memberi pasien makanan dengan kadar gula tinggi.
"10-20 gram atau 2-3 sendok makan, bisa juga bentuk tablet, jelly, permen, minum 150-200 cc minuman yang mengandung gula seperti teh atau jus buah segar," kata Arie.
Baca Juga: Dokter Terawan Agus Putranto: Bagaimana Diabetes Dapat Menyebabkan Kematian
Setelah 15-20 menit mengonsumsi gula, pasien perlu kembali memeriksakan kadar glukosa darahnya.