Air Radioaktif PLTN Fukushima Bocor Hari Rabu, China Menuntut Tanggung Jawab Pemerintah Jepang
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 09 Februari 2024 17:58 WIB
China mendesak Jepang untuk serius menanggapi kekhawatiran dunia, membuang air yang terkontaminasi nuklir dengan cara yang bertanggung jawab.
Jepang, kata Wang, juga perlu bekerja sama dengan negara-negara lain dalam menerapkan skema pemantauan internasional yang independen dan efektif dalam jangka panjang untuk menghindari dampak buruk pembuangan air limbah ke laut.
Atas kebocoran air limbah tersebut, TEPCO menyebut tidak ada tanda-tanda kontaminasi yang terdeteksi di luar fasilitas tersebut. TEPCO juga mengeklaim "tidak ada perubahan signifikan" di pos-pos pemantauan radioaktivitas di sekitar pembangkit listrik.
Baca Juga: Aktivitas Militer di PLTN Ukraina Harus Diakhiri Karena Potensi Bencana Nuklir di Eropa
Namun, TEPCO berencana untuk membuang tanah di sekitar area yang mungkin telah terkontaminasi.
PLTN Fukushima hancur akibat gempa bumi besar dan tsunami pada 2011, yang menewaskan 18 ribu orang. Operasi pembersihan fasilitas itu diperkirakan memakan waktu hingga puluhan tahun.
Sejak Agustus 2023, TEPCO secara bertahap mulai melepaskan 1,34 juta ton limbah air olahan yang dikumpulkan sejak bencana ke Samudera Pasifik.
Baca Juga: Kian Banyak Orang Dewasa di Jepang Memilih Tidak Menikah: Hanya Buang Uang dan Waktu
Jepang mengeklaim air limbah itu tidak berbahaya dan sangat encer di laut yang kemudian dibuang secara bertahap selama puluhan tahun.
Klaim tersebut didukung oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) setelah badan di bawah sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa itu melakukan survei dampak lingkungan, termasuk dengan mengambil sampel air dan ikan.
Namun, China dan Rusia mengkritik pembuangan limbah PLTN Fukushima serta melarang semua impor makanan laut dari Jepang. ***
Baca Juga: Pemerintah Malaysia Tak Mendukung, Jepang Batal Menggarap Proyek Kereta Cepat Kuala Lumpur-Singapura